Rabu, Agustus 21, 2013

Sssttt eh, dia pernah suka sama aku lho


Eramuslim.com
Hal yang paling mudah untuk memunculkan ide adalah pengalaman. Lho jadi semua tulisan di blog ini curhatan? Wkekekek, nggak juga blogie. Ada juga yang serius mode on. Ada juga yang iseng-iseng berhadiah ngintip cerita orang lalu ditulis. Heheh.

Kamu pernah suka sama orang kan? Ada diantara kalian yang sering ditanya dengan pertanyaan ini? kalau iya, kita senasib. Kayaknya pada takut kalau aye tumbuh tidak normal, alias kagak bisa suka sama cowok. Wkwkwkw.

Ngobrolin rasa, kayakanya asyik juga hari ini. Apalagi akhir-akhir ini banyak undangan yang mampir. Baik itu via FB atau pun undangan cetak. Huaaa..lha aye kapan ngundang. Hyaahh mulai deh nggak pentingnya.

Katanya Bang Dedi Mizwar dalam filmnya yang berjudul para pencari Tuhan. Dalam setiap pernikahan, pasti ada yang tersakiti dalam diam. Hihihi, maksunya ada yang mengharapkan tapi ternyata sudah keduluan orang. Lalu jadi nyesel deh. Kenapa dulu nggak berani. Nah, salah siapa nggak berani? Salah sendiri kan.

Tapi kali ini kita nggak bakala bahas tentang berani atau tidak. Tapi tentang sepintar apa sih kita bisa menjaga rahasia orang lain. Rahasia tentang rasa yang sempat ditawarkan, “Maukah kamu melengkapi rasa ini?” Uhuk…

Terutama bagi cewek nih. Apalagi cewek cantik yang banyak orang suka. Lha emang kalau nggak cantik nggak banyak yang suka? Ya nggak gitu juga sih, ini nyatanya aye kagak cantik, banyak yang suka. Hahahha, kePDen lu!

Kalau sukanya hanya sekedar main-main sih, lupakan. Kenangannya masukkin tong sampah lalu buang! Nggak penting ini. Ngurangin kapasitas otak aja. Tapi kalau sukanya serius, ngajak nikah, ngajak hidup bareng gimana coba?

Biasanya yang suka cerita masalah beginian tuh cewek. Ya nggak tahu juga sih, cowok juga pada suka ngerumpi atau nggak. Bukan urusan aye. Kalau ada yang suka, pengennya curhaaat aja. Ketemu mbak yang ini curhat, ketemu mbak yang ono curhat, ketemu mbak yang itu curhat juga. Parahnya lagi, yang diajak curhat belum nikah juga. Kyaa…udah galau tingkat nasional beneran ini.

Yang menjadi masalah adalah kalau ternyata yang terjadi adalah penolakan. Kalau penerimaan sih semua beres ya. Berhenti sampai disitu saja ceritanya. Cerita indah selanjutnya bukan urusan kita. Nah kalau penolakan? Bisa jadi si cowok itu akan mengalihkan pilihan kepada orang lain. Masalahnya, kalau ternyata si cowok ini mengalihkan pilihan ke salah satu orang yang dulu pernah di curhatin. Jadi berabe kan urusannya.

Ini aib bukan ya?

Terkadang kita susah untuk membedakan itu. Pokonya pengen curhat ya curhat aja. Ketemu orang ini enak diajak ngobrol, ya udah langsung curhat cas cis cus. Kadang kita lupa untuk memikirkan ‘nasib’ orang lain yang sedang kita curhatkan.
Nggak salah kalau Allah memerintahkan untuk menyimpan rasa itu kuat-kuat. Lewatkan jalur yang benar. Bukan diumbar kemana-mana, karena ini bisa menjadi semuah aib yang mengurangi nilai seseorang.

Kita buat alur cerita. Misal, sia A dan B bersahabat. Lalu ada si C yang suka dengan si A. Serius nih ceritanya. Ketiganya tahu kalau pacaran itu nggak guna sama sekali. Cuma ngajarin nggak bertanggung jawab. Nah, si C ini meminta si A untuk menjadi pendampingnya. Mungkin si C ini bukan tipe yang dicari si A. tapi meskipun begitu si C ini getol banget ‘mengejar’ si A. Akhirnya si A ini nggak tahan, curhatlah dia kepada si B.
Semua hal dicurhatin. Mulai dari si C yang suka banget sama dia. Sampai ajakan untuk menyatukan rasa dan lain sebagainya. Pokoknya apapun dia ceritakan. Hingga sampai suatu ketika si A ini menolak ajakan si C. Patah hatilah si C.

Waktu berlalu, waktunya untuk mup on (move on). Ternyata si C ini melihat ada yang spesial dengan si B. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya si C meminta si B untuk melengkapi rasanya. Hem…tentu saja si B ini sudah agak gimana gitu.

Ilustrasinya sampai disitu saja. Mari kita bahas. Pertama tentang si C. si C, lu ngapain bilang-bilang? Bilangnya jangan ke ceweknya lah ya. Walinya langsung. Itu baru namanya cowok. Iya kan cow? Begitulah Islam mengajarkan. Bukankah yang baik akan datang dengan cara yang baik pula (Katanya Wulan Wiyat Wuri).

Kedua tentang si A. Mungkin memang ada rasa yang berbeda ketika ada orang yang mengajak ke kebaikan. Tapi, itu bukan konsumsi public. Butuh curhat? Ya boleh saja, ada ibu, guru ngaji, atau saudara-saudara kita yang sudah paham dan tentu saja sudah menikah. Biar semuanya tetap terjaga. Dapat solusi juga. Nggak asal cerita lalu menggalau lebih lama.

Meskipun kepada orang terdekat sekalipun. Karena kita nggak tahu apa yang ada di hati manusia. bisa jadi apa yang kita ceritakan itu menjadi semuah aib kalau kita menceritakannya tidak kepada orang yang tepat.


Endorfin

    Choose :
  • OR
  • To comment
1 komentar:
Write Comment