Caption here |
Sama atau
disama-samakan. Tulisan kali ini sangat subyektif. Saya akui. Ini murni
pendapat saya dan cara saya memandang kata sama atau disama-samakan. Tentang
orang yang suka dengan kata sama. apakah itu menyamakan diri dengan orang lain
atau menyamakan orang lain seperti orang lain yang lainnya.
Kita ambil
contoh begini, ada seorang artis ngetop. Banyak yang kagum dan nge-fans sama
artis tersebut. Akhirnya banyak yang menirunya. Apakah itu gaya berjalan, gaya
hidup, cara berpakaian dan lain sebagainya. Dapat dipastikan dia adalah
orangyang suka ikut-ikutan. Bahkan bisa jadi dia tidak kretif dalam membuat
atau menilai sesuatu. Tipe yang seperti ini biasanya jadi ‘bebek’, tukang
ikut-ikutan. Bahasa kerennya tidak punya pendirian. Ada yang ke kanan ikut ke
kanan, ada yang ke kiri ikut ke kiri dan lain sebagainya.
Lain lagi
dengan orang yang suka menyamakan orang lain dengan dirinya. dia tergolong
orang yang narsis dan ke-PD-an. Menganggap dirinya sebagai trend di lingkungannya. Masih lebih baik kalau seandainya dia
benar-benar trend dan banyak yang
meniru. Terkadang malah mereka hanya membuat trend yang aneh, jadi terkesan
norak. Pengennya berbeda tapi aneh bin ajaib. Misalnya nge-cat rambut dengan
warna yang nge-jrenk, orange misalnya. Mungkin bagi yang hidup di daerah
perkotaan ini bukan menjadi masalah yang serius, namun akan berbeda kalau
mereka hidup di lingkungan pedesaan. Bisa-bisa mereka dianggap makhluk asing
dari luar angkasa. Baiknya, bila dia jadi trend beneran, dia akan klop disandingkan
dengan si bebek. Satu suka buat trend, satunya sukanya meniru. Maka klop-lah
mereka.
Berbeda
ceritanya dengan yang satu ini. Orang yang suka menyamakan orang lain dengan
orang lain. Misalnya, “Eh, muka kamu mirip sama si ini”, atau, “Gaya kamu mirip
sama si X” dan lain sebaginya. Bagi saya orang yang paling menyebalkan adalah
jenis yang ketiga. Mungkin karena saya termasuk jenis orang yang cuek tingkat
dewa. Tidak akan peduli dengan mereka yang suka berkomentar aneh-aneh. tidak
juga akan menggubris mereka yang suka meniru gaya saya (ke-PD-an). Intinya ini
urusan masing-masing. namun, saya akan menjadi orang paling sewot kalau ada
yang menyamakan saya dengan orang lain. Bukan karena apapun, namun bisakah
mereka diam saja. Artinya begini, tidak semua orang sedang mengikuti gaya orang
lain dalam bertindak. Kebetulan saja apa yang dia lakukan itu sama dengan apa
yang dilakukan orang lain, dan ini bukan sebuah kesengajaan.
Bagaiamana
pun itu, setiap orang punya gaya masing-masing. Pada akhirnya kita memang tak
seharusnya menyamakan orang lain seperti kita atau seperti orang lain.
Because every one is special
Tidak ada komentar:
Write Comment