Rabu, Maret 25, 2020

Menikmati Sate Kanak, Sang Juara Dari Yogyakarta

Sekitar satu minggu lalu dapat ajakan dari seorang teman bloger untuk makan bareng. Awalnya ragu, ya siapa yang enggak ragu, ditengah pandemi covid-19 seperti sekarang ini. Hampir semua orang memilih untuk tetap di rumah aja. Tapi karena sudah janji, akhirnya bismillah berangkat. Dengan segala macam persiapan tentu saja. Salah satunya adalah tetap membawa alkohol 70%. Hehehe.

Sore itu hujan deras mengguyur Yogyakarta. Alhamdulillah, membersihkan udara dari berbagai polusi. Tapi akibatnya beberapa diantara kami terlambat datang. Janjian awal jam 17.00 WIB, saya baru sampai di lokasi jam 17.10 WIB dengan kondisi basah kuyub. Teman-teman bloger sudah berkumpul bersama dengan Fabian Budi Seputro, pemilik Sate Ratu. Ya kali ini kita emang janjian di Sate Ratu, untuk menikmati Sate Kanak, menu baru juara 1 Kompetisi ‘Ngulik Rasa’ yang diadakan Unilever Food.

Tahun lalu, tepatnya 21 November 2019 Unilever Food Solution mengadakan Kompetisi ‘Ngulik Rasa’. Diikuti kurang lebih 2900 pebisnis kuliner, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangkitkan kreativitas pebisnis kuliner Indonesia dalam menciptakan kreasi fusion dari makanan khas Indonesia yang tengah digemari oleh kaum millennial Indonesia. Ada tiga kategori masakan yang diangkat, sate, soto, dan nasi goreng.

Satu hal yang unik dari event ini adalah tantangan untuk memecahkan keinginan millennial dalam mencicipi kuliner. Chef Yuda Bustara, salah satu juri Kompetisi ‘Ngulik Rasa’ mengungkapkan, “Pasar millennial sendiri cukup menantang untuk ditembus lantaran mereka selalu ingin mencoba sesuatu yang baru, sehingga sebagai chef maupun pebisnis kuliner, kita harus pintar berinovasi dalam menciptakan rasa dan menu baru.”

Sebanyak 2900 peserta mengikuti seleksi dan diambil 15 finalis (masing-masing kategori diambil 5 finalis) untuk melakukan cook-off di Jakarta. Dari 15 finalis ini, kemudian dipilih 1 pemenang untuk masing-masing kategori. Kabar baiknya, satu dari 3 pemenang ini berasal dari Yogyakarta, yakni Fabian Budi Seputro dari Sate Ratu dengan kreasinya Sate Kanak.
Menurut Budi -begitu ia biasa disebut, nama Sate Kanak diambil dari kata ‘kanak-kanak’. Seperti namanya, menu ini aman dinikmati oleh pengunjung usia anak-anak. Awalnya, Sate Ratu hanya memiliki satu jenis menu sate, yakni Sate Merah. Menggambarkan rasanya, Sate Merah memiliki rasa yang cenderung pedas, dengan rasa rempah yang kuat.

Selama ini, apabila ada yang datang membawa serta anak pecil, pengunjung agak kesulitan dalam memilih menu. Biasanya sih disiasasti dengan kuah sup, yaitu Sate Merah dicelupkan di kuah sup sehingga rasa pedasnya sedikit terkurangi. Atau si anak hanya menikmati nasi putih dengan kuah sup saja. Budi melihat ini sebagai peluang. Apalagi bersamaan dengan adanya event ‘Ngulik Rasa’, akhirnya Budi mengusung Sate Kanak untuk mewakili Sate Ratu dalam ajang kompetisi nasional tersebut.

Sate Kanak dan Sate Merah


Setelah memenangkan kompetisi tersebut, Sate Kanak kemudian resmi menjadi salah satu menu dari Sate Ratu, melengkapi menu sebelumnya. Selain Sate Kanak, kami kemarin juga diberikan kesempatan untuk mencicipi Sate Merah. Kalau soal rasa, bagi pecinta pedas biasanya akan memilih Sate Merah. Tapi bagi yang kurang suka pedas, akan cenderung lebih suka Sate Kanak. Kalau saya pribadi, dua-duanya suka. Apalagi dipadukan dengan kuah sup yang endes.

Menikmati Sate Kanak dengan Sup
Berbeda dengan warung sate yang lain, menu yang ada di Sate Ratu adalah sate tanpa saus (sambal) kacang. Daging ayam dimarinasi dengan bumbu rempah, kemudian diolah dan dibakar sehingga menghasilkan citarasa yang wuenak. Bagi yang suka tantangan makan makanan yang pedas, wajib mencicipi olahan ceker ayam di sini.

Sekilas Profil Sate Ratu
Seperti bisnis kuliner lainnya, Sate Ratu tidak serta merta besar seperti sekarang ini. Menurut Budi, awalnya ia juga mengalami pasang surut. Dari awalnya hanya laku satu atau dua porsi, hingga seperti sekarang ini. Awalnya, Budi membuka Sate Ratu (awalnya ‘Angkringan Ratu’), di timur Galleria Mall. Bisnis terus berkembang, Budi akhirnya pindah ke Paradise Foodcourt, Jalan Magelang Km 6, Yogyakarta dengan mengusung brand ‘baru’, Sate Ratu.

Salah satu yang unik dari konsep bisnis yang diusung Budi adalah dia menambak konsumen mancanegara. Baginya, apabila konsumen mancanegara sudah ‘ditangan’ maka akan ‘lebih mudah’ untuk menarik konsumen lokal.

Perjuangannya berbuah manis. Hingga tulisan ini ditulis, tercatat sudah 3.486 wisatawan mancanegara dari 38 negara yang pernah berkunjung ke Sate Ratu. Dalam kelakarnya, ia mengaku sering kali tidak mengenal Negara asal pengujung warungnya. “Saya sering lho dapat tamu yang bahkan saya tidak pernah mendengar nama negaranya,” ujarnya sambil tertawa.

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment