credit: pixabay
Sebagai muslim, saya percaya bahwa setiap yang bernyawa
pasti mati. Setiap yang mati akan mempertanggungjawabkan apa yang telah dia perbuat
di dunia. Saya pun percaya bahwa masa kritis seorang manusia ada pada saat
jelang kematiannya. Saat kebaikan dan keburukan saling berebut. Konon, sampai
waktu terakhir, syetan semakin kuat mengajak untuk berbelok. Sebab itu,
beruntunglah mereka yang jelang kematiannya, didampingi manusia lainnya.
Keluarga, atau siapapun. Asal bisa membatunya mengucap kalimat kunci sebelum
bel pulang dibunyikan.
Awal-awal kasus covid-19 di Indonesia muncul, salah satu
hal yang membuat saya takut adalah kematian. Saya sadar kalau saya itu banyak
dosa. Nggak kebayang saja, saat kondisi belum bersih, Allah meminta untuk
pulang. Betapa malunya. Ya meski bersih itu tidak mungkin. Manusia apalagi
macam saya, tempatnya sombong dan salah. Kalau boleh jujur, satu yang saya
sesali saat ini adalah, hingga umur sedewasa ini, saya belum menyelesaikan hafalan
Alquran. Ah jangankan hafal, belajar
tahsin saja belum lulus. Payah!
Bayangan saya waktu itu, datangnya covid-19 itu semacam
meperbesar probabilitas kematian. Padahal, nggak gitu ya. Setiap manusia sudah
ditentukan kapan ajalnya. Tidak ada yang mempercepat, tidak ada pula yang
memperlambat, termasuk juga wabah. Bukankah setiap hari kita sedang antri. Ah
saya kalau ingat mati selalu begini. Harus dicubit biar jadi cengengesan lagi. Gembeng!
Selain semakin dekatnya kabar kematian, satu yang membuat
saya terusik adalah mati karena wabah. Kalau benar bahwa di saat terakhir itu
syetan begitu kuat menggoda, bagaimana kabarnya mereka yang meninggal karena
wabah? Saat tak satu orang pun boleh mendekat. Ada yang aneh nggak? Tahu nggak
apa yang saya lupakan?
Saya lupa, bahwa Allah memberikan pahala syahid kepada
mereka yang meninggal karena wabah. Ah…bukankah ini berkah yang manis sekali? Allah
begitu adil ya. Tapi, meski begitu, saya masih ingin bertemu denganmu, usai
wabah selesai. Jadi, mari berusaha untuk tetap hidup.
Sije
Arumdalu, 20 Januari 2021
Tidak ada komentar:
Write Comment