Tiada yang membuat kami
bersikap seperti ini,
selain rasa cinta yang telah mengharu biru
hati kami,
Menguasai perasaan kami,
menguras habis air mata kami,
dan mencabut rasa kantuk dari pelupuk ..
Kami adalah milik kalian wahai saudara-saudara tercinta..
(Hasan Al Banna, Da`watuna)
Sebuah
kutipan kata-kata bijak dari seorang Hasan Al Banna. Tidak ada maksud apapun,
tidak untuk menunjukkan keberpihakan kepada sebuah lingkaran. Hanya
mengantisipasi saja. Bukankah kita boleh mengambil hikmah dari berbagai
penjuru bumi? Sebuah mutiara akan tetap
menjadi sebuah mutiara di manapun dia berada. Mutiara akan tetap mutiara.
Itulah
kekuatan cinta. Dia memberi tanpa berharap menerima. Dia berkata tanpa
berharapa ada yang menyahut. Cinta daalah kata kerja bukan kata sifat. Cinta
hanya akan terasa saat kita melalukan ritual mencinta. Sudah waktunya kita untuk mencinta.
Menggenggam cinta dari sebuah piring ukhuwah. Menarikan cinta bersama alunan musik
kalam Illahi. Meraih cinta dari langit dan menebarkan di bumi. Membumikan rasa.
Menembus batas ruang dan waktu. Karena cinta adalah kata kerja.
Karena
kita bersaudara, sekali lagi karena kita bersaudara. Meskipun kita berbeda yang
sering kali bersengketa. Meskipun keegoisan ini merenggut kehormatan yang
selama ini kita tinggikan diatas kebenaran. Meski terlalu sering sejuta
kebaikanmu seolah terhapus oleh sebuah kesalahanmu. Hingga akhirnya kita tak
pernah menyadari wasiat sang nabi, “Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara”.
Sesungguhnya
aku adalah milikmu. Sesungguhnya kau pun milikku. Tentu saja saat hati kita
penuh haru biru cinta. Saat hati kita terpenuhi satu rindu. Rindu untuk
mendapatkan rahmatnya.
Kita
sering kali berfikir bahwa aku benar dan kau salah. Jarang sekali kita berfikir
bahwa saudara kita tidak tahu bahwa dia dalam posisi yang kurang benar dan
harus dibenarkan. Akibatnya kita juga sering merasa benar dan orang lain yang
harus diluruskan. Mungkin akan lebih baik jika seandainya kita berfikir bahwa
kita berada daam posisi yang masih harus diperbaiki, sama-sama harus
diperbaiki. Hingga akhirnya yang tumbuh adalah bunga dari umbi sebuah
kesadaran. Hingga akhirnya yang tercium adalah wanginya muhasabah dan saling
mengingatkan. Hingga yang terindra adalah warna indah seindah pelangi.
Mungkin
kita perlu berpisah sejenak. Merenung dalam tangkai-tangkai bunga. Menyendiri
menjadi kepompong. Berjalan mencari sebuah jawaban pertanyaan yang hingga
sekarang tak satupun dari kita yang tahu jawabannya. Mencari cahaya bulan dengan
ribuan pertanyaannya. Menyusuri langit-langit hati. Menekuri setiap kata yang
dulu pernah kita ucapkan.
Hingga
tiba waktunya. Saat jawaban-jawaban itu muncul dengan sendirinya dari hati yang
menyepi. Ketika bulan berhenti bertanya. Ketika kupu-kupu itu lahir kedunia.
Saat tak ada lagi langit-langit hati yang belum kita datangi. Saat kata-kata
kita sudah jujur dengan makna yang sebenarnya. Bahwa retorika adalah kebenaran
yang terbatas itu bukan alasan. Untuk saling terbuka, untuk saling merangkul,
untuk saling memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dulu tak pernah
terjawab. Bahwa kita masih percaya Allah menilai kebenaran sesuai dengan
seberapa banyak kita berkata kebenaran. Semakin banyak yang tersembunyi, maka
selama itu Allah akan terus menyembunyikan nilai kebenaran kita. Jangan pernah
salahkan Allah saat Allah tak pernah menunjukkan nilai kebenaran dalam diri
kita, yang keluar adalah salah faham dan salah faham, karena kit apun tak
pernah membagikan kebenaran itu.
Mungkin
kita memang benar-benar butuh waktu untuk menyendiri dalam ruang hati. Hingga
tiba waktunya ruang rindu saling bersahutan. saat kantong-kantong persedian
kita telah penuh dengan cinta dan cinta, hingga tak ada lagi prasangka. Hingga
tak ada lagi yang merasa tersakiti. Saat itulah yang sebenarnya kita nanti
bersama, saat cinta dari langit turun kebumi. Dalam kuntum-kuntum dan
tangkai-tangkai bercahaya. Kita saling berbagi cinta dari langit, kita bagikan
di bumi. Sekuntum ukhuwah, sehangat semangat, sebening hati, dan seteguh
janji.
Karena kami adalah milik
kalian semua saudaraku tercinta
Yogyakarta, 27 Januari 2012
22.19 WIB
Ruang Rindu
Letto Dalam Dekapan Ukhuwah Saksikan Aku Seorang Muslim Bersama Cahaya Bulan
Tidak ada komentar:
Write Comment