Kamis, Februari 16, 2012

Selamat(kan) Hari Kasih Sayang !!!!



Valentine day yang jatuh pada tanggal 14 Februari, diperingati banyak orang sebagai hari kasih sayang. Pengungkapan kasih sayangnya juga dilakukan dengan berbagai macam cara, dari saling tukar menukar kado, coklat, boneka hingga penyerahan keperawanan. Negara-negara tertentu mempunyai ritual-ritual khusus yang dilakukan anak mudanya untuk memperingati hari kasih sayang ini. Pemuda dan pemudi Negara gajah putih memperingati hari kasih sayang salah satunya dengan membuat perlombaan ciuman terlama. Hadiah yang diperebutkan juga tidak sedikit. Perlombaan ini pada tahun 2011, selain memecahkan rekor dunia, juga memperebutkan sebuah cincin berlian dan sejumlah uang.

Masyarakat Amerika serikat  pada pertengahan abad ke-20 memperluas cara perayaan valentine day dari yang sekedar bertukar kartu ucapan menjadi bertukan hadiah. Negara matahari terbit, Jepang mengenal tradisi Giri-choko, dari kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat). Giri-choko  adalah sebuah coklat yang diberikan wanita kepada pria yang disukai. Kebudayaan ini kemudian berkembang menjadi kebudayaan “Hari Putih” (White Day). Pada White Day pria yang mendapatkan coklat di valentine day di haruskan memberikan sesuatu kembali kepada wanita yang  memberinya.

Remaja Indonesia juga mengenal budaya perayaan valentine atau hari kasih sayang. Bentuk perayaan yang dilakukan beragam, dari saling tukar menukar kartu ucapan, hadiah, coklat, hingga seks bebas. Media, baik elektronik maupun cetak ikut andil besar dalam upaya marketing hari kasih sayang ini. Hari kasih sayang, pada dasarnya bukan kebudayaan Indonesia. Remaja Indonesia mengenal valentine day dengan mengadopsi gaya pergaulan masyarakat Eropa.

Indonesia sendiri tidak mengenal perayaan khusus untuk memperingati valentine day. Perayaan valentine day di Indonesia hanya dilakukan oleh kelas-kelas tertentu dan jenjang umur tertentu. Masyarakat kelas menengah keatas misalnya, melakukan perayaan valentine karena bagi mereka uang bukan sebuah masalah. Membeli coklat atau hadian untuk dibagi-bagikan bukan menjadi beban ekonomi bagi kelas tersebut. Berbeda halnya dengan masyarakat menengah ke bawah yang menganggap valentine adalah hari yang biasa saja, sama dengan hari-hari yang lainnya. Bagi mereka saling bertukar hadiah atau coklat bukan sebuah kebutuhan.

Kebudayaan merayakan valentine merupakan salah satu tolak ukur bahwa pergauan remaja Indonesia mulai terwarnai cara bergaul masyarakat barat. Hampir semua remaja Indonesia mengenal valentine day. Remaja di beberapa kota besar di Indonesia sudah menganggap valentine day merupakan hari yang wajib diperingati setiap tahunnya. Tidak terkecuali Yogyakarta.

Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. Remaja dari berbagai kota di Indonesia ada di Yogyakarta. Tersebar di berbagai jenjang, dari Sekolah Menengah hingga bangku kuliah. Hal ini menyebabkan banyak budaya yang masuk ke kota Yogyakarta. Budaya dari berbagai macam daerah datang dan melebur di kota ini. Hal tersebut membuat  beberapa sisi dari kota Yogyakarta sedikit banyak mengalami pergeseran.

Pergaulan remaja menjadi satu sisi yang mulai mengalami pergeseran, baik cara maupun makna. Termasuk juga valentine day. Yogyakarta yang dikenal dengan adat jawa yang cukup kental tentu saja tidak mengenal valentine day. Kalender jawa tentu saja tidak pernah mencantumkan tanggal 14 Februari sebagai sebuah hari yang wajib untuk diperingati. Namun, tidak yang akan memungkiri bahwa setiap tahunnya remaja-remaja di Yogyakarta baik pendatang maupun remaja asli jogja melakukan peringatan valentine day.

Berbagai macam perayaan digelar. Rumah makan, kafe, mall hingga diskotik berlomba-lomba membuar acara yang menarik massa. Valentine day dianggap sebagai sebuah waktu yang tepat untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya, terlepas dari tanggung jawab moral yang harus dijaga.

Sebagian besar remaja-remaja tersebut merasa perlu untuk melakukan sesuatu dalam rangka memperingati valentine day. Mereka merasa perlu untuk mengungkapkan kasih sayang mereka di tanggal 14 Februari. Berbagai macam cara digunakan, dari yang hanya sekedar memberikan hadiah kepada pacar atau orang yang disukai. Hadiah disini bisa berupa bunga, coklat boneka dan lain sebagainya. Hingga dengan cara pengungkapan kasih sayang yang berlebihan. Berbagai macam kasus telah membuktikan bahwa valentine day yang identik dengan kasih sayang telah bergeser maknanya. Pesta seks menjadi hal yang lumrah terjadi saat valentine day.

Menurut ibu Nur Azizah, ketua umum Lembaga Peduli Moral dan Etika GRAPPYAK, “Valentine Day adalah alibi “legalisasi” pornoaksi dan pornografi sebagian besar remaja di Yogyakarta”. Valentine day yang awal mulanya diartikan sebagai hari kasih sayang kini berubah makna menjadi hari penyerahan keperawanan. Dalih yang digunakan para remaja tersebut sederhana, untuk mengungkapkan rasa sayang kepada pacar atau kekasihnya.

Pergeseran makna kata kasih sayang menjadi penyakit menular dan harus segera diobati dari Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kasih sayang diartikan sebagai cinta kasih. Begitu pula hari kasih sayang, tidak seharusya dijadikan sebagai momentum yang tepat untuk mengungkapkan kasih sayang dengan cara yang tidak dibenarkan. Membeli hadiah yang berlebihan, pesta valentine hingga larut malam sampai pesta seks merupakan cara mengartikan hari kasih sayang yang salah.

Kasus video pesta seks di salah satu daerah di Yogyakarta, menjadi sebuah bukti nyata bahwa masih banyak yang mengartikan kasih sayang dengan sudut pandang yang salah. Hamil di luar pernikahan, abosi, seks before married, pacaran yang berlebihan hingga hubungan suami istri merupakan beberapa contoh cara pengungkapan kasih sayang yang tidak tepat.

 Daerah domisili mahasiswi di Yogyakarta juga menjadi sorotan media. Beberapa daerah dikenal sebagai daerah kost bebas, dimana laki-laki dan perempuan bebas keluar masuk tanpa aturan yang jelas.  Aturan tentang tata cara mendirikan rumah kost, menjadi isapan jempol saja. Meskipun banyak aturan yang mengatur, pelaksanaannya sangat minimal. Pengawasan dari pihak pemerintahpun seolah kurang bisa diandalkan. Apalagi di valentine day, dapat dipastikan kawasan kost-kost bebas tersebut menjadi salah satu sorotan liputan media.

Berawal dari kenyataan itu semua, masyarakat perlu bergerak lebih cepat. Para orang tua di tuntut untuk lebih bisa mengimbangi pola pergaulan anak. Menciptakan suasana kasih sayang yang harmonis dalam lingkup keluarga merupakan salah satu cara untuk melindungi remaja saat ini.

Remaja bukanlah komoditi yang bisa dengan mudahnya dijadikan sasaran tembak westernisasi. Budaya barat yang tidak selaharusnya masuk ke Indonesia harus bisa disaring dan disesuaikan dengan kultur keIndonesiaan. Valentine day yang merupakan kebudayaan dari luar Indonesia pun harus bisa disaring dan disesuaikan dengan kultur kebudayaan lokal. Tidak ada yang salah dengan kasih sayang, hanya saja kita perlu menelisik ulang makna sebenarnya dari kata kasih sayang. Kasih sayang dalam arti luas. Kasih sayang menurut yang sebenarnya. Bukan sekedar kasih sayang antara 2 manusia berbeda lawan jenis. Hal ini yang perlu kita tanamkan kepada para generasi muda saat ini. Mari kita ucapkan selamat(kan) hari kasih sayang. Kasih sayang? Yes! Pornografi pornoaksi? No!

Penulis adalah Aktivis Lembaga Peduli Moral dan Etika GRAPPYAK Yogyakarta

    Choose :
  • OR
  • To comment
1 komentar:
Write Comment