Valentine day yang jatuh pada tanggal 14 Februari, diperingati
banyak orang sebagai hari kasih sayang. Pengungkapan kasih sayangnya juga
dilakukan dengan berbagai macam cara, dari saling tukar menukar kado, coklat,
boneka hingga penyerahan keperawanan. Negara-negara tertentu mempunyai ritual-ritual
khusus yang dilakukan anak mudanya untuk memperingati hari kasih sayang ini.
Pemuda dan pemudi Negara gajah putih memperingati hari kasih sayang salah
satunya dengan membuat perlombaan ciuman terlama. Hadiah yang diperebutkan juga
tidak sedikit. Perlombaan ini pada tahun 2011, selain memecahkan rekor dunia,
juga memperebutkan sebuah cincin berlian dan sejumlah uang.
Masyarakat Amerika serikat pada pertengahan abad ke-20 memperluas cara
perayaan valentine day dari yang
sekedar bertukar kartu ucapan menjadi bertukan hadiah. Negara matahari terbit,
Jepang mengenal tradisi Giri-choko, dari
kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat). Giri-choko adalah sebuah coklat yang
diberikan wanita kepada pria yang disukai. Kebudayaan ini kemudian berkembang
menjadi kebudayaan “Hari Putih” (White Day). Pada White Day
pria yang mendapatkan coklat di valentine day di haruskan memberikan
sesuatu kembali kepada wanita yang memberinya.
Remaja Indonesia juga mengenal budaya perayaan valentine atau hari
kasih sayang. Bentuk perayaan yang dilakukan beragam, dari saling tukar menukar
kartu ucapan, hadiah, coklat, hingga seks bebas. Media, baik elektronik maupun cetak
ikut andil besar dalam upaya marketing hari kasih sayang ini. Hari kasih
sayang, pada dasarnya bukan kebudayaan Indonesia. Remaja Indonesia mengenal valentine
day dengan mengadopsi gaya pergaulan masyarakat Eropa.
Indonesia sendiri tidak mengenal perayaan khusus untuk memperingati valentine
day. Perayaan valentine day di Indonesia hanya dilakukan oleh
kelas-kelas tertentu dan jenjang umur tertentu. Masyarakat kelas menengah
keatas misalnya, melakukan perayaan valentine karena bagi mereka uang bukan
sebuah masalah. Membeli coklat atau hadian untuk dibagi-bagikan bukan menjadi
beban ekonomi bagi kelas tersebut. Berbeda halnya dengan masyarakat menengah ke
bawah yang menganggap valentine adalah hari yang biasa saja, sama dengan
hari-hari yang lainnya. Bagi mereka saling bertukar hadiah atau coklat bukan
sebuah kebutuhan.
Kebudayaan merayakan valentine merupakan salah satu tolak ukur bahwa
pergauan remaja Indonesia mulai terwarnai cara bergaul masyarakat barat. Hampir
semua remaja Indonesia mengenal valentine day. Remaja di beberapa kota
besar di Indonesia sudah menganggap valentine day merupakan hari yang
wajib diperingati setiap tahunnya. Tidak terkecuali Yogyakarta.
Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. Remaja dari berbagai kota di
Indonesia ada di Yogyakarta. Tersebar di berbagai jenjang, dari Sekolah
Menengah hingga bangku kuliah. Hal ini menyebabkan banyak budaya yang masuk ke
kota Yogyakarta. Budaya dari berbagai macam daerah datang dan melebur di kota ini.
Hal tersebut membuat beberapa sisi dari
kota Yogyakarta sedikit banyak mengalami pergeseran.
Pergaulan remaja menjadi satu sisi yang mulai mengalami pergeseran,
baik cara maupun makna. Termasuk juga valentine day. Yogyakarta yang
dikenal dengan adat jawa yang cukup kental tentu saja tidak mengenal valentine
day. Kalender jawa tentu saja tidak pernah mencantumkan tanggal 14 Februari
sebagai sebuah hari yang wajib untuk diperingati. Namun, tidak yang akan
memungkiri bahwa setiap tahunnya remaja-remaja di Yogyakarta baik pendatang
maupun remaja asli jogja melakukan peringatan valentine day.
Berbagai macam perayaan digelar. Rumah makan, kafe, mall hingga
diskotik berlomba-lomba membuar acara yang menarik massa. Valentine day dianggap
sebagai sebuah waktu yang tepat untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya,
terlepas dari tanggung jawab moral yang harus dijaga.
Sebagian besar remaja-remaja tersebut merasa perlu untuk melakukan
sesuatu dalam rangka memperingati valentine day. Mereka merasa perlu
untuk mengungkapkan kasih sayang mereka di tanggal 14 Februari. Berbagai macam cara
digunakan, dari yang hanya sekedar memberikan hadiah kepada pacar atau orang
yang disukai. Hadiah disini bisa berupa bunga, coklat boneka dan lain
sebagainya. Hingga dengan cara pengungkapan kasih sayang yang berlebihan.
Berbagai macam kasus telah membuktikan bahwa valentine day yang identik
dengan kasih sayang telah bergeser maknanya. Pesta seks menjadi hal yang lumrah
terjadi saat valentine day.
Menurut ibu Nur Azizah, ketua umum Lembaga Peduli Moral dan Etika
GRAPPYAK, “Valentine Day adalah alibi “legalisasi” pornoaksi dan
pornografi sebagian besar remaja di Yogyakarta”. Valentine day yang awal
mulanya diartikan sebagai hari kasih sayang kini berubah makna menjadi hari
penyerahan keperawanan. Dalih yang digunakan para remaja tersebut sederhana,
untuk mengungkapkan rasa sayang kepada pacar atau kekasihnya.
Pergeseran makna kata kasih sayang menjadi penyakit menular dan harus
segera diobati dari Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia kasih sayang diartikan sebagai cinta kasih. Begitu
pula hari kasih sayang, tidak seharusya dijadikan sebagai momentum yang tepat
untuk mengungkapkan kasih sayang dengan cara yang tidak dibenarkan. Membeli
hadiah yang berlebihan, pesta valentine hingga larut malam sampai pesta seks
merupakan cara mengartikan hari kasih sayang yang salah.
Kasus video pesta seks di salah satu daerah di Yogyakarta, menjadi
sebuah bukti nyata bahwa masih banyak yang mengartikan kasih sayang dengan
sudut pandang yang salah. Hamil di luar pernikahan, abosi, seks before
married, pacaran yang berlebihan hingga hubungan suami istri merupakan
beberapa contoh cara pengungkapan kasih sayang yang tidak tepat.
Daerah domisili mahasiswi di
Yogyakarta juga menjadi sorotan media. Beberapa daerah dikenal sebagai daerah
kost bebas, dimana laki-laki dan perempuan bebas keluar masuk tanpa aturan yang
jelas. Aturan tentang tata cara
mendirikan rumah kost, menjadi isapan jempol saja. Meskipun banyak aturan yang
mengatur, pelaksanaannya sangat minimal. Pengawasan dari pihak pemerintahpun
seolah kurang bisa diandalkan. Apalagi di valentine day, dapat dipastikan
kawasan kost-kost bebas tersebut menjadi salah satu sorotan liputan media.
Berawal dari kenyataan itu semua, masyarakat perlu bergerak lebih
cepat. Para orang tua di tuntut untuk lebih bisa mengimbangi pola pergaulan
anak. Menciptakan suasana kasih sayang yang harmonis dalam lingkup keluarga
merupakan salah satu cara untuk melindungi remaja saat ini.
Remaja bukanlah komoditi yang bisa dengan mudahnya dijadikan sasaran
tembak westernisasi. Budaya barat yang tidak selaharusnya masuk ke
Indonesia harus bisa disaring dan disesuaikan dengan kultur keIndonesiaan. Valentine
day yang merupakan kebudayaan dari luar Indonesia pun harus bisa disaring
dan disesuaikan dengan kultur kebudayaan lokal. Tidak ada yang salah dengan
kasih sayang, hanya saja kita perlu menelisik ulang makna sebenarnya dari kata
kasih sayang. Kasih sayang dalam arti luas. Kasih sayang menurut yang
sebenarnya. Bukan sekedar kasih sayang antara 2 manusia berbeda lawan jenis.
Hal ini yang perlu kita tanamkan kepada para generasi muda saat ini. Mari kita ucapkan
selamat(kan) hari kasih sayang. Kasih sayang? Yes! Pornografi pornoaksi? No!
Penulis adalah Aktivis Lembaga Peduli Moral dan
Etika GRAPPYAK Yogyakarta
1 komentar:
Write Commentnice article sis!
BalasHapuskeep writing! :D