Tulisan ini tulisan pertama
tentang teman-temanku. Ehm..sahabat-sahabatku lah. Jadi jangan heran kalau kau
akan menemukan salah satu tulisan di blog ini adalah tulisan tentang diri
kalian. Meskipun mungkin tulisan itu akan sangat subyektif sekali. Tapi,
begitulah aku mengenalmu. Bukan sebuah kebohongan yang ingin aku sampaikan,
hanya sebuah kejujuran kecil yang ingin ku ukir sebagai prasasti bahwa kita pernah
dekat.
Aku mengenalnya tahun 2007 lalu. Saat
kita pertama kali menjejakkan kaki di kota Yogyakarta. Waktu itu kita masih indi-indil di kampus. Masih anak kecil yang tak tahu
apa-apa. Entah dari mana rasa itu muncul, begitu aku bertemu dengamu, aku
merasakan sebuah rasa cinta, klop aja gitu. Seneng aja ngobrol ngalor ngidul
denganmu. Hem…kini kau sudah mengukir prasasti ditempat lain.
Aku masih selalu mengingat saat
pertama kali kita bertemu dalam sebuah forum kecil. Sebuah forum yang semoga
selalu di niatkan untuk Allah. Kita, aku dan kamu serta beberapa orang yang
lainnya di panggil oleh kakak angkatan kita waktu itu. Hanya 7 orang (kalau aku
tidak salah mengingat) yang di panggil. Kepolosanku membuatku bertanya kepada
orang disampingku, “ada apa sih mbak?”. Hem…polosnya kau waktu itu. Jawaban dari
orang yang aku tanya hanya sebuah senyum dan gelengan pelan.
Aku merasa begitu istimewa dan
juga kau. Ah…anak kecil. Kita kan waktu itu masih imut-imut di kampus. Bertemu disana,
dikumpulkan dengan orang-orang yang sepertinya kefahamannya hampir sama, atau
malah di atasku. Ya..pokoknya gitu deh. Di lantai 2 masjid mujahidin jadul. Di sebuah
ruangan yang hot banget alias panas euy.
Setelah itu persahabatan kita
berlanjut. Entah kenapa kita sering dipertemuakn dalam berbagai tempat dan
waktu. Di hima pun akhirnya kita bekerja dalam satu team yang orang lain tidak
tahu.kita sering bercerita tentang banyak hal yang orang lain tak tahu. Merencanakan
makar-makar untuk kesenangan kita. Aku
teringat suatu saat, kita akan membuat sebuah rencana untuk jalan-jalan anak
hima, aku menginap di kostmu. Bukan rencana yang kita dapatkan, tapi kita
bercerita dari sore hingga jam 1 malam. Saat mata kita tak lagi bisa diajak
kompromi, kita baru teringat, kita harus bawa kado silang untuk besok pagi jam
6 pagi seharga 1500 rupiah. Oh..no mana ada toko yang masih buka lewat tengah
malam. Kita pun juga tak mungkin keluar jam segitu. Bisa-bisa kita diculik.
Sebuah ide terlintas, kau keluarkan persediaanmu dari dalam laci. Potongan-potongan
kain flannel beraneka ragam dan warna.
“bikin gantungan kunci aja. Ada banyak
pernak-pernik nih”
Jam satu malam kita berkarya. Di saat
yang lain sudah terlelap dan mungkin hanya tinggal kuntilanak yang sedang
beroperasi, kita baru memulai kesibukan.
Selalu menyenangkan bersamamu. Ada
banyak asa yang belum kita wujudkan bersama. Cita-cita bersama yang belum
sempat terealisasikan. Sebuah buku kumpulan cerpen, bisnis bersama, dan
berbagai macam lainnya. masih selalu ada niat untuk melanjutkan angan-angan kia
itu. Meskipun akhirnya kau lulus duluan dan akhirnya pulang ke rumah.
persahabatan dan cita-cita kita akan selalu ada di hatiku. Berharap suatu saat
kita akan menyatukan kaki untuk melangkah melanjutkan semua itu.
Sebuah cinta selalu aku titipkan
kepada angin untukmu disana. Sebuah kerinduan selalu aku titipkan kepada kepak
sayang burung elang, aku harap dia terbang hingga tempatmu. Saat ini mungkin
kita sedang berpisah, Allah pasti punya rencana indah buat kita masing-masing.
Semoga Allah selalu menjagamu saat aku tak bisa menjagamu cinta. Luv u cz
Allah.
Bersama semburat senyum untuk
saudaraku Nailul Azmi.
Tidak ada komentar:
Write Comment