Minggu, Maret 11, 2012

Yang pernah dekat denganku (1)



Tulisan ini tulisan pertama tentang teman-temanku. Ehm..sahabat-sahabatku lah. Jadi jangan heran kalau kau akan menemukan salah satu tulisan di blog ini adalah tulisan tentang diri kalian. Meskipun mungkin tulisan itu akan sangat subyektif sekali. Tapi, begitulah aku mengenalmu. Bukan sebuah kebohongan yang ingin aku sampaikan, hanya sebuah kejujuran kecil yang ingin ku ukir sebagai prasasti bahwa kita pernah dekat.

Aku mengenalnya tahun 2007 lalu. Saat kita pertama kali menjejakkan kaki di kota Yogyakarta. Waktu itu kita masih indi-indil  di kampus. Masih anak kecil yang tak tahu apa-apa. Entah dari mana rasa itu muncul, begitu aku bertemu dengamu, aku merasakan sebuah rasa cinta, klop aja gitu. Seneng aja ngobrol ngalor ngidul denganmu. Hem…kini kau sudah mengukir prasasti ditempat lain.

Aku masih selalu mengingat saat pertama kali kita bertemu dalam sebuah forum kecil. Sebuah forum yang semoga selalu di niatkan untuk Allah. Kita, aku dan kamu serta beberapa orang yang lainnya di panggil oleh kakak angkatan kita waktu itu. Hanya 7 orang (kalau aku tidak salah mengingat) yang di panggil. Kepolosanku membuatku bertanya kepada orang disampingku, “ada apa sih mbak?”. Hem…polosnya kau waktu itu. Jawaban dari orang yang aku tanya hanya sebuah senyum dan gelengan pelan.

Aku merasa begitu istimewa dan juga kau. Ah…anak kecil. Kita kan waktu itu masih imut-imut di kampus. Bertemu disana, dikumpulkan dengan orang-orang yang sepertinya kefahamannya hampir sama, atau malah di atasku. Ya..pokoknya gitu deh. Di lantai 2 masjid mujahidin jadul. Di sebuah ruangan yang hot banget alias panas euy.

Setelah itu persahabatan kita berlanjut. Entah kenapa kita sering dipertemuakn dalam berbagai tempat dan waktu. Di hima pun akhirnya kita bekerja dalam satu team yang orang lain tidak tahu.kita sering bercerita tentang banyak hal yang orang lain tak tahu. Merencanakan makar-makar untuk kesenangan kita.  Aku teringat suatu saat, kita akan membuat sebuah rencana untuk jalan-jalan anak hima, aku menginap di kostmu. Bukan rencana yang kita dapatkan, tapi kita bercerita dari sore hingga jam 1 malam. Saat mata kita tak lagi bisa diajak kompromi, kita baru teringat, kita harus bawa kado silang untuk besok pagi jam 6 pagi seharga 1500 rupiah. Oh..no mana ada toko yang masih buka lewat tengah malam. Kita pun juga tak mungkin keluar jam segitu. Bisa-bisa kita diculik. Sebuah ide terlintas, kau keluarkan persediaanmu dari dalam laci. Potongan-potongan kain flannel beraneka ragam dan warna.

“bikin gantungan kunci aja. Ada banyak pernak-pernik nih”

Jam satu malam kita berkarya. Di saat yang lain sudah terlelap dan mungkin hanya tinggal kuntilanak yang sedang beroperasi, kita baru memulai kesibukan.
Selalu menyenangkan bersamamu. Ada banyak asa yang belum kita wujudkan bersama. Cita-cita bersama yang belum sempat terealisasikan. Sebuah buku kumpulan cerpen, bisnis bersama, dan berbagai macam lainnya. masih selalu ada niat untuk melanjutkan angan-angan kia itu. Meskipun akhirnya kau lulus duluan dan akhirnya pulang ke rumah. persahabatan dan cita-cita kita akan selalu ada di hatiku. Berharap suatu saat kita akan menyatukan kaki untuk melangkah melanjutkan semua itu.

Sebuah cinta selalu aku titipkan kepada angin untukmu disana. Sebuah kerinduan selalu aku titipkan kepada kepak sayang burung elang, aku harap dia terbang hingga tempatmu. Saat ini mungkin kita sedang berpisah, Allah pasti punya rencana indah buat kita masing-masing. Semoga Allah selalu menjagamu saat aku tak bisa menjagamu cinta. Luv u cz Allah.


Bersama semburat senyum untuk saudaraku Nailul Azmi. 


    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment