Kamis, Juni 28, 2012

Menu ‘Cinta’ untuk Indonesia



Sumber: Google
Aku kadang berpikir, siapa yang sebenarnya mencintai Indonesia? Aku? Kamu? Mereka? Sebuah pertanyaan yang sukar untuk dijawab. Banyak yang mengatakan cinta itu butuh bukti, namun sejauh apa pecinta Indonesia itu menunjukkan rasa cintanya? Apakah hanya sekedar saat kebudayaan Indonesia diakui oleh negara lain? Saat timnas Indonesia bertanding melawan timnas negara lain? Jangan-jangan hanya saat ada bantuan dari pemerintah, kita mulai merasa bangga dan mulai membanggakan diri sebagai warga Indonesia? Pertanyaan demi pertanyaan itu tak sanggup aku jawab. Melihat Indonesia yang seperti ini, rasa-rasanya aku ingin muntah, jijik dengan semua ini.

Bagaimana aku tidak jijik, melihat manusia-manusia bermuka dua hidup damai sentosa di negara ini. Muka yang satu, wangi, kinclong, bersih dan rapi. Muka yang lain tak ubahnya seperti monster, rakus melebihi tikus. Aku semakin muak dan jijik saat aku tahu bukan hanya raja minyak tapi juga raja gombal  punya ijin hidup menumpang disini.  Mereka hidup dari menjual gombalan-gombalan ‘ra mutu’ kepada orang lain. Sayangnya, orang-orang itu percaya saja dengan gombalan-gombalan kuno yang setiap empat tahun sekali selalu mereka dengarkan. Aku jadi berpikir, apakah banyak dari mereka yang sudah pikun, hingga untuk mengingat gombalan-gombalan sejenis itu saja, mereka tak sanggup. Atau karena para raja gombal itu selalu berganti wajah setiap empat tahun sekali? Bisa jadi seperti itu.

Uniknya, di negeri ini banyak yang menerapkan budaya berjamaah. Bukan hanya pada waktu sholat di masjid saja, tapi hampir di semua kegiatan. Arisan, selingannya ngrumpi berjamaah. Belajar bersama, akhir-akhirnya juga ‘tidur’ berjamaah. Bahkan, korupsi pun, dilakukan berjamaah. Jadi, jangan heran kalau kita akan menemukan berbagai macam jenis jamaah disini. Bukan hanya jamaah pengajian, atau jamaah sholat di masjid, tapi juga jamaah koruptor. Ada jamaah sholat, tentu ada imam sholat, begitu pula dengan jamaah koruptor, bisa dipastikan ada imam koruptor, biang dari korupsi di negeri ini. Jangan heran, kita akan menemukan banyak karakter imam atau pemimpin di negeri ini, karena memang mereka menjadi wakil dari jamaah yang mereka pimpin.  

Beberapa waktu yang lalu, aku menemukan fakta yang aneh di negeri ini. Aneh bin ajaib tapi nyata terjadi. Beberapa pihak menuduh seorang penulis dengan tuduhan sebagai penulis porno. Hanya karena buku yang ditulisnya untuk remaja, salah distribusi dan masuk di perpustakaan sebuah sekolah dasar. Tanpa konfirmasi, tanpa wawancara kepada penulisnya, sebuah label penulis porno dilabelkan secara paksa oleh beberapa pihak. Namun, penulis yang menuliskan novel yang jelas-jelas merusak moral anak bangsa, dibiarkan ‘melenggang kankung’ bebas tanpa tuduhan apapun.

Satu lagi yang lucu di negeri ini. Lucu dan membuat kita tertawa miris. Kondomisasi. Setelah sukses menjadi negara nomor wahid pengakses situs porno (mediaindonesia.com 03/12) , kini program kondomisasi diluncurkan di negeri ini. Beberapa pihak mengatakan bahwa program ini hanya untuk daerah-daerah yang penduduknya banyak terjangkiti HIV AIDS. Padahal sudah jelas bahwa kondom tidak pernah bisa menjamin virus HIV itu tidak menyebar. Kita semua tahu bahwa persebaran HIV melalui hubungan suami istri hanya akan terjadi apabila seseorang itu berganti-ganti pasangan, bukankah dari ini semua sudah jelas. Saat mata rantai prostitusi diputus, maka persebaran HIV akan menurun dengan sendirinya. Tanpa kita perlu bagi-bagi kondom dan lain sebagainya.

Namun, dibalik itu semua, Indonesia adalah negara cinta.  Negara yang penuh dengan kasih dan sayang. Mau bukti? Cobalah berkeliling Indonesia saat malam menjelang, terutama setelah jam sembilan malam, parade cinta akan dimulai. Tempat-tempat tertentu akan membagikan ‘cinta’ dengan berbagai macam kemasan dan berbagai macam ukuran. Berminat dengan cinta ingusan? Ada di pusat perbelanjaan di kota-kota Indonesia. Mau mencari ‘cinta’ yang dibungkus sutra bersulam berlian, ada di hotel berbintang. Mau ‘cinta’ yang berbalut beludru juga ada, atau ‘cinta’ yang tidak dibungkus? Semuanya ada di Indonesia, dari kolong jembatan hingga hotel berbintang. Tinggal pilih, ada uang ada barang. Bahasa mudahnya, berani bayar berapa? Dalam bahasa jawab, kita menyebutnya ‘wani piro?’ Tinggal pilih, menu ‘cinta’ mana yang sesuai dengan tebalnya dompet. Beberapa malah bisa ditawar dengan harga murah, atau bahkan gratis.

Jauh dari itu semua, aku pernah menangis. Saat aku bercermin di kaca kereta api yang sudah mulai kusam. Melihat bayangan mereka yang semangatnya melebihi kekuatan dirinya sendiri. Seorang laki-laki tua, mendorong sepeda dengan sisa tenaga yang tidak seberapa. Berbagai macam bentuk celengan dari tanah memenuhi keranjang di bagian belakang sepedanya. Ada yang terasa sakit disini, di jantung negeri ini, rasanya seperti dihujam dengan sebilah pisau berkarat.

Suatu ketika, seorang ibu dengan bayi yang masih merah, berjalan sepanjang trotoar. Tujuannya adalah perempatan traffic ligh. Setiap dua menit sekali, saat lampu merah menyala, dia berkeliling. Meminta belas kasihan dari para pemilik mobil. Apakah para pejabat itu tidak pernah melewati jalan-jalan ini? Jalan-jalan yang menjadi saksi, potret wajah Indonesia yang sesungguhnya.

Indonesiaku tetap sebuah benda. Benda yang kita namakan Negara. Meskipun dia kaya dengan sumber daya alam yang luar biasa, dia tetap saja sebuah benda. Benda yang tidak bisa melakukan apapun untuk dirinya sendiri tanpa adanya manusia didalamnya. Sudah saatnya kita membuktikan cinta kita, minimal rasa terimakasih karena kita telah diijinkan untuk menumpang hidup di negeri ini. Ada berbagai ‘menu’ yang telah ditawarkan. Menu dengan berbagai macam cara untuk mencintai Indonesia. Mari kita pilih, ‘menu’ yang mana yang sesuai dengan selera kita. Masih ada harapan untuk Indonesia.

Karena cinta adalah kata kerja
Untukmu Indonesia

Siti Nurjannah
Aktivis LPME GRAPPYAK Yogyakarta


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba "Paling Indonesia"


    Choose :
  • OR
  • To comment
2 komentar:
Write Comment
  1. Semangat mengindonesiakan indonesia...
    semangat Indonesia!!
    salam anak negeri

    Blogwalking sore & Mengundang juga blogger Indonesia hadir di
    Lounge Event Tempat Makan Favorit Blogger+ Indonesia

    Salam Spirit Blogger Indonesia

    BalasHapus
  2. blog nyak sangat bagus banget... aku suka banget deh sama tampilannya...

    BalasHapus