Terkejut? mungkin
Merasa di dahului? nggak juga,
Tersadarkan sesuatu? Mungkin ini kata yang tepat.
Aku benar-benar tersadarkan saat teman-temanku (bukan sekedar teman, lebih dari teman) tiba-tiba mengabarkan tentang sebuah moment istimewa dalam hidupnya. Moment yang juga special untukku.
Beberapa waktu yang lalu, aku masih sempat berpikir bahwa aku masih cukup 'muda'. Memang begitu keadaannya. Aku masih cukup muda ketika dibandingkan dengan yang lebih tua hehehehehe.
Umur
Sudah umurnya.
Selalu saja umur yang dijadikan patokan. Kalau sudah 20 tahun keatas, berarti sudah masuk masa-masa 'rawan' ada yang PDKT. Percaya nggak percaya, memang itu nyatanya. Belum lagi desakan dari orang tua yang sudah mirip 'teror'. Kenapa harus umur? Hem, jadi pengen balik lagi ke masa kanak-kanak. Bebas lepas tanpa beban, lebih tepatnya bebannya lebih sedikit.
Lalu?
Lalu harus bagaimana? Ketika target masih menggunung tinggi. Ketika tanggal-tanggal sudah penuh dengan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi cita-cita yang sudah diimpikan. Sayangnya tak satupun dari tanggal-tanggal itu yang menuliskan kata 'menikah'. Semuanya tentang pembuktian diri.
INgin sekali saya menuliskan, 'Ya sudah, lanjutkan saja. Temukan dan nyatakan target-target itu. Bukankah menikah itu bisa besok setelah semua target itu rampung'.
Egoiskah? Sedikit.
Saya sadar dengan sepenuhnya sadar. Tidak seharusnya saya menuliskan itu. Hanya saja kita mungkin masih butuh waktu untuk meyakinkan diri untuk melangkah. Bukan karena umur, apalagi karena desakan kasak kusuk tetangga. Jauh dari kata tergesa-gesa, melainkan karena menyegerakan (teringat tulisan ustd. Fauzil adhim).
Dan akhirnya semua mulai jelas. Kita punya jalan masing-masing.
Kini aku sedang mengejar apa yang aku cari selama ini,
Dan kau pun menuju apa yang dulu selalu kau ceritakan padaku,
Merasa di dahului? nggak juga,
Tersadarkan sesuatu? Mungkin ini kata yang tepat.
Aku benar-benar tersadarkan saat teman-temanku (bukan sekedar teman, lebih dari teman) tiba-tiba mengabarkan tentang sebuah moment istimewa dalam hidupnya. Moment yang juga special untukku.
Beberapa waktu yang lalu, aku masih sempat berpikir bahwa aku masih cukup 'muda'. Memang begitu keadaannya. Aku masih cukup muda ketika dibandingkan dengan yang lebih tua hehehehehe.
Umur
Sudah umurnya.
Selalu saja umur yang dijadikan patokan. Kalau sudah 20 tahun keatas, berarti sudah masuk masa-masa 'rawan' ada yang PDKT. Percaya nggak percaya, memang itu nyatanya. Belum lagi desakan dari orang tua yang sudah mirip 'teror'. Kenapa harus umur? Hem, jadi pengen balik lagi ke masa kanak-kanak. Bebas lepas tanpa beban, lebih tepatnya bebannya lebih sedikit.
Lalu?
Lalu harus bagaimana? Ketika target masih menggunung tinggi. Ketika tanggal-tanggal sudah penuh dengan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi cita-cita yang sudah diimpikan. Sayangnya tak satupun dari tanggal-tanggal itu yang menuliskan kata 'menikah'. Semuanya tentang pembuktian diri.
INgin sekali saya menuliskan, 'Ya sudah, lanjutkan saja. Temukan dan nyatakan target-target itu. Bukankah menikah itu bisa besok setelah semua target itu rampung'.
Egoiskah? Sedikit.
Saya sadar dengan sepenuhnya sadar. Tidak seharusnya saya menuliskan itu. Hanya saja kita mungkin masih butuh waktu untuk meyakinkan diri untuk melangkah. Bukan karena umur, apalagi karena desakan kasak kusuk tetangga. Jauh dari kata tergesa-gesa, melainkan karena menyegerakan (teringat tulisan ustd. Fauzil adhim).
Dan akhirnya semua mulai jelas. Kita punya jalan masing-masing.
Kini aku sedang mengejar apa yang aku cari selama ini,
Dan kau pun menuju apa yang dulu selalu kau ceritakan padaku,
Jeanna
Tidak ada komentar:
Write Comment