Kali ini saya
akan mengawali tulisan ini dengan sebuah cerita. Perdebatan antara dua orang
sahabat saya. Saat itu kita masih SMA kelas 2 (kalau tidak salah ingat). Cerita
ini kita beri judul ‘Perempuan VS akhwat’.
Dina, seorang
akhwat, ketua 2 ROHIS SMA 1 Blora, menganggap bahwa yang namanya akhwat ya
mereka yang paham agama islam, pakai jilbab dengan rapi, syar`i, lisannya
terjaga dan lain-lain.
Hamdani, ketua
umum ROHIS SMA 1 Blora, menganggap bahwa yang namanya akhwat ya perempuan.
Semua perempuan bisa disebut akhwat. Bagaimanapun kata akhwat itu kan bahasa
arab dari kata perempuan.
Entah bagaimana
ceritanya, Dina tiba-tiba 'menggeretku',
"Temenein
yuk!"
"Kemana?"
tanyaku
"Ketemu
sama Hamdani."
"Weh, tumben.
Ada apa sih?" tanyaku lagi.
"Nanti
juga tahu."
Pulang sekolah
kami berdua sudah 'nongkrong' di mushola. Mushola memang tempat tongkrongan
siswa di sekolah kami, dari OSIS, ROHIS hingga Pramuka. Semuanya suka banget
cari inspirasi disini. Duduk manis dibelakang hijab, menunggu ada yang
mengucapkan salam dari sebelah. Meski masih SMA, kita sudah terbiasa pakai
hijab kalau rapat. Buat kenyamanan aja, kan kalau pakai hijab kita bisa duduk
dalam berbagai pose, bisa sambil tengkurepan juga. Kagak ketahuan sama
temen-temen yang putra lagi. hehehehe
"Assalamu`alaikum"
"Wa`alaikumsalam
wr wb" Kami kompak menjawab.
"Langsung
saja ya Ham,"
"Oke"
"Begini
sit, menurutmu akhwat itu apa?"
Lah koq malah
aku yang kena.
"Hem, ya
gitu." Aku tak memberikan jawaban.
"Akhwat
itu ya perempuan Din, ya nggak Sit?"
"Iya,"
dengan wajah innocent aku menjawab.
"Tapi kan
nggak sembarang perempuan Ham,"
"Ya kan
kata akhwat diambil dari bahasa arab yang artinya perempuan Din." Hamdani
tak mau kalah.
"Aku kasih
contoh deh Ham, misal ada cewek ke diskotik. Apa iya kamu mau bilang 'eh, ada
akhwat ke diskotik' gitu?"
Hamdani
terdiam.
"Atau kita
ambil contoh artis deh, Masa` iya kamu mau bilang ukhti A*n*s *on*c* mau
manggung. Atau ada akhwat mau ke gereja? Hayoo…gimana?"
Aku tidak tahu
lagi selanjutnya, lupa-lupa ingat. Lebih baik tak ditulis, dari pada jadi
cerita bohong. Maaf ya Din, Ham, tulisan ini muncul tanpa seijin kalian. :D
Akhwat Vs Perempuan
Akhwat Vs Perempuan
Kita tentu sudah sering
mendengar istilah akhwat, apalagi istilah perempuan. kedua istilah ini meskipun
‘bersaudara’, seringnya digunakan untuk menggambarkan dua hal yang sangat
berbeda. masyarakat Indonesia cenderung menggunakan kata akhwat untuk menyebut
perempuan yang berjilbab lebar, syar`i, pakai kaos kaki, dan lain sebagainya. Sedangkan
kata perempuan cenderung digunakan secara lebih luas. Padahal secara bahasa,
keduanya sama saja. Perempuan adalah bahasa Indonesia, sedang akhwat adalah
bahasa Arab.
Hanya saja, kondisi di
Indonesia memang tidak bisa disamakan dengan yang lain. Pada kenyataannya
memang kata akhwat sudah mengalami penyempitan makna. Apabila kata akhwat
disamakan dengan kata perempuan, justru malah aneh.
Akhirnya, ada sebuah
definisi yang secara tidak langsung disepakati masyarakat (komunitas tertentu),
bahwa akhwat dan perempuan memang berbeda. Akhwat adalah perempuan, namun
perempuan belum tentu akhwat. Bahasa mudahnya, akhwat adalah mereka yang
terjaga, sedangkan perempuan, belum tentu terjaga. Terkadang sering juga
diplesetkan, akhwat dan perempuan itu satu jenis namun beda spesies. Akhwat tumbuh
dengan pupuk kualitas nomor 1, sedangkan perempuan tidak JJJJ. Hal ini berlaku juga
untuk kata ikhwan dan laki-laki.
Menuliskan kenangan
Je
Tidak ada komentar:
Write Comment