Ada
yang aneh dengan kalimat diatas? Mungkin terdengar biasa. Tapi bagaimana kalau
kalimat itu digunakan untuk mengomentari seorang akhwat/muslimah yang berjilbab
rapi. Apa iya itu masih terdengar biasa?
Beberapa
waktu yang lalu ditengah kejenuhan, saya mengunjungi sebuah toko buku. Buang
jenuh. Rekreasi murah dan bermanfaat. Disana saya menemukan sebuah buku, yang
bagus. Ditulis oleh seorang artis yang alhamdulillah sudah berjibab dengan
rapi. Bahkan beliau ini menjadi trend setter beberapa muslimah di Indonesia.
Sebagai seorang perempuan, saya katakan beliau keren. Cantik, berprestasi, public
figure pula. Bisa dikatakan idaman setiap laki-laki. Baik itu yang taat dengan
agamanya atau yang bukan. Sampai sekarang saya masih yakin, bahwa setiap laki-laki,
sebejat apapun pasti menginginkan perempuan baik untuk ibu dari anak-anaknya.
Bab-bab
awal bukunya, beliau membahas tentang masa kecilnya. Jadi kalau saya lihat
sekilas, buku ini menceritakan kisah hidupnya. Dipoles hingga menjadi beberapa
hikmah yang bisa dipetik. Sebagai seorang penikmat tulisan, bagi saya buku itu
kurang mantep kalau nggak ada gambarnya. Apa yang dilihat kalau isinya cuma tulisan
dan tulisan. Membosankan. Begitu pula dengan buku ini. ada begitu banyak
ilustrasi (foto) beliau.
Seperti
yang saya tuliskan diawal, bab awal buku beliau berisi tentang masa kecil
beliau. Lengkap dengan foto beliau pas masih anak-anak. Kira-kira seumuran anak
TK atau SD. Saya agak lupa kisaran umurnya. Foto ini tentu saja tanpa jilbab. Terlihat
dengan jelas bagaimana bentuk rambut beliau pas masih anak-anak.
Bagi
beberapa orang, mungkin ini biasa saja. Tapi bagi sebgaian yang lain, bisa jadi
ini sebuah kesempatan. Lho? iya, bukankah selama ini, rambut menjadi aurat yang
selalu ditutupi. Mana boleh yang bukan saudara atau mahram melihat. Jangankan
melihat, mengintip saja nggak boleh. Bertanya saja nggak boleh. Lha ini malah
dengan mudahnya di di cetak disebuah buku dan bisa dilihat siapa pun yang
membeli buku itu. Bahkan juga oleh yang nggak membeli buku itu (beberapa toko
buku mempuyai sampel 1 buku untuk bisa dilihat dan dibuka pembeli).
Jadi, begitu bentuknya?
Kita
nggak bisa mengendalikan pikiran orang lain. Begitu pula saat orang lain itu
melihat sesuatu. Kita nggak bisa melarang dia untuk tidak berimajinasi seperti apa
paras perempuan yang berjilbab rapi, tiba-tiba nggak pakai jilbab dan kelihatan
aurat (rambutnya). Apalagi seseorang tersebut melihat ‘contoh’ bentuknya.
Memasang
foto masa kecil sepertinya menjadi trend setter di beberapa kalangan. Baik itu
di FB, twitter atau medsos lainnya. Entah maksudnya apa. Tapi, buat kamu yang
sudah rapi dengan jilbabnya, apa nggak sayang tuh dengan komitmen yang dijaga
selama ini.
Runtuh!
Hanya
karena selembar foto masa kecil. Banyak yang akhirnya tahu, bentuk aurat (rambut)
kita yang selama ini kita tutup dengan rapi.
Oh..jadi
rambutnya lurus to.
Oh…jadi
rambutnya berombak to.
Oh..jadi…..?
Apa
yang tertulis diatas bukan hanya pendapat pribadi. :D. Semoga bermanfaat.
Endorfin
Tidak ada komentar:
Write Comment