Kamis, Mei 08, 2014

Terbalik (?)

Credit here
Saya tertarik dengan sebuah kalimat yang pernah dilontarkan seorang ustadz (ustadz didik purwodarsono) dalam kajian di masjid sebelah.

Selama ini seorang perempuan seringnya mempelajari hak seorang istri dan seorang laki-laki mempelajari hak seorang suami.

Lalu apa menariknya? Menariknya adalah kelanjutan dari kalimat diatas. “Maka jangan salahkan kalau kemudian yang ada hanyalah menuntut hak”. Serasa jleb, lalu terkapar. Ah, selama ini bisa jadi saya salah baca referensi. Seringnya baca tentang hak pribadi. Bukan hak orang lain yang seharusnya saya berikan. Termasuk hak dalam keluarga. Widih,, bahasan tinggi rek. Hihihi, boleh donk share ilmu, meskipun belum sepenuhnya menjalankan ilmu ini.

Kalimat diatas menarik bagi saya. Saya yang kebetulan dikelilingi banyak perempuan :D. Nikah menjadi hal yang manis dan mengundang untuk di bicarakan dibayak tempat. Masuk ke toko buku yang dicari buku tentang itu, masuk ke pameran Islamic book fair yang dicari buku tentang itu juga. Setelah dibuka, bab paling lama yang dibaca adalah romantisme dan hak-hak istri. Wealah…apa iya musti hak mulu.

Sepertinya kebiasaan kita perlu dibalik. Laki-laki membaca buku yang berisi tentang hak lawan jenisnya, dan perempuan membaca hak yang sebaliknya. Agar tak ada tuntutan karena setiap kali yang terbayang adalah bagaimana cara memenuhi hak orang lain, bukan meminta hak diri sendiri.


NB: Lagi buntu, butuh sesuatu untuk melancarkan kata-kata yang mampet. Intinya ingin menyampaikan itu. :D. Kapan-kapan tulisan ini dirombak. Biar lebih manusiawi untuk dibaca. 

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment