Minggu, April 05, 2015

Bangga Dengan yang Sedikit? Cek Kembali Hati Kita

Beberapa kali saya harus menahan jari ini untuk menulis. Apalagi bila ide yang ada di kepala adalah tentang perempuan. Masih ada sesuatu yang menahan, jangan sampai apa-apa yang saya tuliskan justru menjadi pemberat dosa. Bukan hanya itu, hingga sekarang saya masih mencoa untuk menghalau perasaan “takut dinilai orang”. Yap, saya masih belajar untuk mengabaikan penilaian orang. Masih berjuang untuk meyakinkan diri bahwa penilaian Allah adalah maha segalanya.
Sudah beberapa kali tema ini batal saya tulis. Kali ini, dengan niat yang In Sya Allah sudah coba saya luruskan, semoga tulisan ini menjadi pemberat amal.

Tentang jumlah antara laki-laki dan perempuan. Hingga saat ini saya sendiri masih heran, apa yang membuat para laki-laki itu berbangga hati dengan jumlah yang katanya lebih sedikit dari perempuan. Dari jumlah yang sedikit ini, lebih sedikit lagi yang mau mempelajari agama dengan baik serta mempunyai attitude yang santun. Dan diantara yang sedikit ini sebagian mereka bangga atas jumlah mereka yang hanya sedikit. Terlebih bila dihubungkan dengan jumlah perempuan yang katanya lebih banyak dari laki-laki. Jadi, semakin sedikitlah ‘orang-orang baik’ itu.

Apa yang kemudian dibanggakan dengan sedikitnya jumlah orang yang baik? Oke, dengar-dengar salah satu alasannya adalah sedikitnya jumlah laki-laki yang baik itu membuat mereka merasa bisa lebih leluasa memilih perempuan. Jadi merasa diatas angin gitu.

Sesepele itukah?

Tugas menyeru semakin hari semakin berat. Ini artinya kita butuh banyak individu menyelesaikan estafet ini. Sekali lagi kita butuh banyak individu. Kita butuh banyak manusia untuk mengokohkan bangunan agama ini. Lalu apa yang sedang kita banggakan dengan jumlah yang hanya sedikit? Semakin sedikit maka semakin kecil pula kontribusi kita terhadap perbaikan dunia. Apakah itu bisa membuat kita berbangga di hadapanNya?



Mari sebenatar saja mencoba berpikir berbeda dari orang lain. Bukan melulu mengikuti kabanyakan. Ada banyak tugas dan sedikit manusia yang mau mengambilnya. Maka mari lebih giat mengajak orang lain dalam lingkaran kebaikan. Buang jauh-jauh tinggi hati dan bangga diri atas jumlah yang sedikit. Sebab ini bukan melulu urusan dunia, namun juga pertanggungjawaban kita atas usia.

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment