Rabu, Januari 04, 2017

Merayakan Patah Hati

credit here

Hatiku hanya satu, patahkan jari saya saja.
Aan Mansyur
X: Pernah patah hati, Je?
J : Ya. Tentu saja. 
X: Nagis?
J: Hahaha… iyalah. Aku kan juga manusia.
X: Sungguh?
J: Lima hari.
X: Masa sih? Kayaknya kamu enjoy terus hidupnya?
J: Di depan Allah, kan kita boleh jadi seperti apa saja?


Sakit hati itu rasanya gurih-gurih perih.  Kalau sakit gigi paling hanya nggak bisa makan dan uring-uringan. Sakit hati lebih badai dari itu. Males makan, uring-uringan, nangis nggak jelas, bahkan ada yang bunuh diri.

Konon katanya orang yang terdzalimi itu doanya cespleng. Kebiasaan orang patah hati itu merasa menjadi orang paling terdzalimi sedunia. Ada dua tipe doa yang biasanya terlontar, doa baik dan buruk. Saya? Keduanya terlontar. Ups.. ya saya belum bisa sesalehah Khadijah. Untung doa buruknya enggak jauh-jauh dari 'Kukutuk kau jadi ayam' haha!

Ada banyak cara merayakan patah hati. Cara saya diatas, tentu saja tidak bisa dianggap merayakan.


 Makan.  
Kapan lagi punya alasan untuk memanjakan diri? Membeli segala jenis makanan dan cemilan kesukaan. Ngemil tanpa rem, ngeskrim sepuasnya, makan coklat sebangkrutnya. So, gunakan momen ini sebaik-baiknya.

Nangis
Nangis itu menyenangkan. Bikin lega. Apalagi sambil hujan-hujan. Sakit? Itu urusan nanti. Kapan lagi bisa lari-larian dibawah tarian hujan tanpa beban. Enjoy it! Time is yours!

Stt mau tahu waktu menangis yang nikmat? Saat salat. Wuih, itu ngangeni banget. Mumpung bisa nangis, sekalian minta ampun atas yang udah lewat. Jangan lupa, minta paling manja, cerita paling rahasia, tidak perlu terlihat baik-baik saja, sebab memang sedang luka. Tidak perlu sok kuat karena memang ada yang sekarat  dan butuh obat (juga coklat #eh).
Kata Baymax, “It is okay to cry. Crying is a natural response to pain”
Kalau kata saya, "Ada banyak hal yang kadang hanya bisa kita ikuti dan tangisi. So, santai sudah"

Naik Gunung
Plis jangan jadikan momen patah hati itu berasa mau mati. Enjot it. Nikmati. Ambil keril, packing dan mari trecking. Ajak-ajak saya ya. 

Kumpul-kumpul
Menyendiri itu bukan obat. Justru malah terasa berat. Mau bukti? Baca lagi cerita diatas. Mungkin  yang saya alami akan berbeda ketika patah hati saya diisi jalan-jalan. Bukan ndekem dan nangis di kos-an. Kan kita bersaudara, sini cerita sama saya.

Selalu ada hikmah
Patah hati karena ditinggal orang spesial? Sebab nggak terpilih di jurusan yang diimpikan? Atau karena dosen pembimbing tak kunjung ACC tugas akhir? Ketiganya memang sama-sama nyeseknya. Tapi bukan berarti dunia harus berakhir kan? Ingat lagunya Melly Goeslow?

Dunia belum berakhir
Bila kau tinggalkan aku
Masih ada teman-temanku disini menemaniku

Nah, kelihatan deh angkatan berapa :p. Yap, dunia belum berakhir mameen. Ditinggal gebetan nikah? Halah biasa aja, saya juga pernah #eh. Alhamdulillah masih hidup. Dia yang ngegebet saya sih #pembelaan #NarsisBiarEksis.

Jurusan yang diimpikan melayang? Berarti ada rejeki dari jalan lain. Dosen nggak kunjung ACC? Berarti masih harus belajar lebih. Ilmunya kudu ditambah lagi biar pembahasannya lebih mendalam.  Ingat, setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Paragraf ini semacam curhat. 

Kalem, Biar Enggak Boros Perasaan
Ingat Asiyah? Suaminya mengaku sebagai tuhan. Bagaimana menurutmu rasanya? Kalau saya jadi Asiyah, mungkin tiap hari sudah menuangkan obat pencahar di cawan sang suami biar dia diare sepanjang masa. Atau naruh telur raja kutu di rambutnya, biar gatal-gatal sepanjang masa. Haha! 

Luth, dikelilingi kaum homo. Bahkan kau dikejar banci perempatan aja sudah lari tunggang langgang.

Nuh, bahkan istrinya sendiri tidak mau mempercayainya. Jadi, pliss nggak perlu merana. Masalahmu bukan apa-apa.

 Memaafkan
Sampai beberapa bulan yang lalu, bagi saya kata ini adalah semacam teori evolusi yang enggak jelas kebenarannya. Bohong kalau ada orang yang bisa begitu saja memaafkan orang yang sudah bikin kepala nyut-nyutan. Tapi, sungguh ketika kita sudah berhasil melewatinya, rasanya manis. Lega. Life must go on! Right? Masa hidup kita harus kacau gegera manusia tengil atau hal kecil. Abaikan!

Berdamai
Ada kalanya, kita menganggap diri sendiri adalah dua orang yang berbeda. Layaknya dengan kawan atau saudara, berdamai dengan diri sendiri itu ya semacam itu. Menganggap selesai apa-apa yang telah berlalu, akan sangat membantu. Dalam hidup memang ada beberapa hal yang tidak bisa kita sempurnakan. Disitulah sisi manusiawinya. Kita bukan malaikat. 

Cari Penggantinya
Sometimes, kita hanya butuh pengalihan isu. Cari pengganti yang bisa diberi perhatian lebih. Enggak harus manusia. Bisa tanaman atau hewan. Bisa juga surplus perasaannya dialihkan ke nonton video-video lucu, ya meskipun enggak ada yang selucu aku. :p 

Ahh teori mulu, praktiknya gimana?

Ambil kunci motormu, pergi ketempat yang belum pernah kamu kunjungi sebelumnya. Lihat hal baru. Atau kalau kau ingin melihat cinta yang begitu cinta, datanglah ke panti asuhan atau sanggar anak yatim. Disana, masalahmu tidak lebih dari remah-remah roti tawar kadaluarsa.

Begitulah
kata telah lama berhenti 
pada napas dan airmata
Di manakah kau, di manakah aku? –HTR-

PS: Bila saat mengok kebalakang, masih ada yang sakit, koyo yang kamu tempel kurang panas. :p


Blora, 3 Juli 2016 

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment