Senin, Februari 27, 2012

Ajaran Sepotong Cinta

Aku pernah bertemu dengan sepotong cinta. Cinta yang teronggok di pinggir jalan berdebu. Aku datang menghampirinya saat itu. Suara rintihannya begitu menyedihkan. 

"Sini" Kata sepotong cinta

Aku mendekat tanpa menjawab apapun. 

"Aku ingin bercerita kepadamu. Maukah kau mendengar apa yang akan kuceritakan?"

Aku hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata. 

Bagi setiap orang cerita cinta adalah cerita yang indah. Sepotong cinta itu mulai berbicara. 

Dulu tak banyak yang mengenalku. Saat itu tak ada satupun orang yang merasakan kehadiranku. Aku hanya terdiam. Penyusupan, hanya itu yang bisa aku lakukan. Menyusup diantara keping-keping persahabatan yang terserak. Menelisik di antara sela-sela kehidupan mereka. Menelisik dengan halus tanpa mereka tahu kalau aku tengah datang di antara mereka. Diam-diam aku tahu apa yang merera rasakan sebenarnya. Ada yang begitu suka cita dengan apa yang mereka alami. Ada juga yang tersenyum dalam kekecewaan. 

Ada yang menggunakan namaku untuk berbohong. Atas nama cinta untuk "something" akhirnya banyak yang salah mengartikanku. Persahabatan yang selama ini aku bungkus menjadi basi karena ketidakjujuran (bukan kebohongan). Hubungan yang begitu indah tiba-tiba kacau balau berantakan hanya karena keterbatasan-keterbatasan atas namaku. Aku terkadang heran. Bagaimana mungkin mereka bisa mengatakn itu atas namaku. Aku saja tak pernah mengajarkan mereka tentang itu semua. Aku jadi bingung sendiri dibuatnya. Satu lagi yang membuatku heran, mereka yang bertemu karenaku bisa tahan begitu lama meskipun mereka saling tidak jujur (tidak bohong, tapi tidak jujur). Aneh sekali rasanya. 

Ada juga yang akhirnya memilih untuk pergi menyendiri, menjauh dari orang-oang yang dulu bersamanya. Apa sebenarnya yang salah? Apakah aku salah? Atau mereka yang salah mengenalku?

Aku ingin memberimu sebuah pesan. Kau boleh tak mengingatnya. Hanya saja suatu saat kau pasti akan membutuhkannya.

Jujurlah, maka kau akan dicintai. Jujurlah seluas-luasnya. Jujurlah tanpa mengenal batasan. Kebenaran itu harus kau bagikan. 

Sepotong cinta itu undur diri. Dia pamit untuk pergi mengembara jauh. Mencari orang yang tak membatasi kejujurannya. Dia meninggalkanku dalam sebuah tanda tanya. Apakah aku bisa berbuat sejujur itu.


Saat cinta mengajariku sebuah arti kata

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment