Senin, Februari 20, 2012

Biarkan Aku Bicara Cinta

Sekali ini saja. Biarkan aku bicara cinta. Aku hanya ingin tulisanku yang berbicara. Tentang cinta antara kita. Tentang cintaku kepadamu. Tentang cintaku yang membuatmu cemburu. Tentang cinta yang hingga sekarang tak pernah sekalipun kuungkapkan. Entah kapan kau tahu, betapa aku mencintaimu. 

Sekali ini saja, biarkan aku berbicara tentang cinta. Cinta yang hidup bersama darah dan daging ini untuk membangun dan merangkai mimpi-mimpi hidup. Cinta kepadanya yang selalu mengingatku dalam sujud panjangnya. Cinta yang membuatku menggoreskan sebuah nama di hati ini. Nama yang tak akan pernah ada yang bisa menggantikan. 

Sekali ini saja. Aku mohon, biarkan aku menulis tentang cinta. Saat cinta mengawali kehidupan manusia. Cinta tak pernah salah. Cinta tak pernah kalah. Cinta tak pernah kehilangan arah. Hanya saja saat itu kita yang tak bisa mengawal kemana perginya cinta. Kita terlalu sering menartikan cinta sebagai kata sifat, padahal cinta adalah kata kerja. Saat kau ingin dicintai, maka cintailah orang lain. Cinta karena sesesuatu yang dulu pernah kau janjikan cinta terbaikmu, saat kau masih setengah wujud. 

Aku ingin kalian tahu. Cinta mengajarkan kepadaku, untuk memeluk tangis dan tawa secara bersama. Cinta juga yang mengajariku untuk terus tegak menatap kedepan dengan sesungging senyum tanda kelembutan. Meskipun saat itu, cinta juga yang mengajarkan kepadaku untuk terus bertopeng dengan topeng keras. 

"Biarkan dia saja yang tahu kelembutanmu" Itu katanya waktu itu. 

Aku masih ingin menuliskan cinta. Apa yang bisa aku lakukan saat kata-kata tak sanggup lagi menuliskan keindahan cinta yang sebenarnya. Aku hanya bisa terdiam dan tertunduk malu. Saat cinta bertanya kepadaku,

"Apakah kau mulai mengenalku?"

"Siapa yang mengenalkanku kepadamu?"



Fawatsikillahumma rabbitathaha




Ath Thuur

Yogyakarta, 20 Februari 2012

_bersamacintayangberarakmendekat_

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment