Minggu, Februari 19, 2012

Biarkan Mereka Menentukan Nasib Mereka Sendiri

Teringat beberapa waktu yang lalu, saat teh pipiet mengisi di slah satu acara ramadhan FLP Yogyakarta. Teh pipiet sering ditanyai leh beberapa orang yang pernah membaca karya-karya fiksi beliau,

"Bagaimana kelanjutan nasib si ini?"

"Akhirnya bagaiamana si ini?"

Sije suka jawaban yang diungkapkan teh pipiet waktu itu,

"Ah, bodo amat. Biarin saja mereka. Biarkan saja mereka menyelesaikan hidup mereka sendiri"

Terkadang sebagai seorang penulis, kita merasa dikejar-kejar oleh tokoh yang kita ciptakan sendiri. Bukan hanya bagi para pemula, tapi juga bagi para penulis senior. Kita sebut saja JK.Rowling, enulis novel best seller Harry Potter. Siapa yang tidak kenal Harry Potter. Hampir seluruh orang di dunia mengenal tokoh ciptaan JK.Rowling ini. Bahkan ada yang dengan setia menunggu datangnya edisi selanjutnya. Mulai dari Harry Potter lahir hingga akhirnya berkeluarga, menjadi suatu cerita yang fenomenal. Hingga sampai-sampai ada yang menganggap bahwa dunia sihir itu benar-benar ada, bukan hanya sekedar rekaan JK. Rowling.

Tidak heran bila akhirnya bayak dari fans Harry Potter menjadi sangat keranjingan untuk terus mengetahui nasib Harry Potter. Hingga suatu saat, mereka pun melayangkan sebuah pertanyaan bernada sama seperti yang ditanyakan para penggemar cerita fiksi teh Pipiet,

"Bagaimana kelanjutan dari hidup Harry Potter?"

"Bagaimana hidup anak-anak Harry Potter selanjutnya?"

Serta berbgai pertanyaan lainnya yang bernada sama. Uniknya jawaban yang dilontarkan JK.Rowling juga hampir sama dengan jawaban yang diungkapkan oleh teh Pipiet. Intinya biarkan saja mereka menyelesaikan hidup mereka sendiri. Harry Potter ya selesai hingga Lord Voldemort mati. Setelah itu tak ada lagi cerita Harry Potter.


Penulis pun juga punya dunia sendiri untuk terus menulis tanpa harus dibayang-banyangi tokoh-tokoh ynag mereka ciptakan. Bagaimanapun, kita menciptakan tokoh adalah untuk membuat cerita lain, bukan untuk menciptakan tokoh baru dalam hidup kita.

Ah...biarkan saja mereka menyelesaikan hidup mereka sendiri. Hanya sampai disini kita hidup bersama tokoh kita. Hanya sampai titik yang kita tuju dan kita inginkan.



Saat tulisan bukan hanya sekedar tulisan

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment