Minggu, April 22, 2012

Antara Pohon Kurma dan Bunga Mawar

Setiap manusia bukan semuanya pohon kurma yang baik

Yang akan selalu membalsa dengan buah kurma yang manis saat dilempari dengan batu.

Ada kalanya, manusia menjadi pohon kurma yang akan balas melempar dengan pelepah daun yang paling keras saat ada yang melemparinya dengan batu.

(Nemu kata-kata unik di brankas otak)

Haih, bisakah mereka sedikit saja peka terhadap keadaan yang sedang kita hadapi? Sebuah kelompok atau kumpulan orang bisa menjadi kumpulan masalah apabila orang-orang yang ada di dalamnya tidak bisa saling memahami. Tidak saling peka dan saling tidak terima kalau ada yang mengingatkan.

Maunya enak sendiri. Biarkanlah orang lain yang mengikuti apa yang ingin aku lakukan. Kita ambil sebuah kasus, dalam sebuah organisasi, para anggotanya merencanakan untuk mengadakan sebuah kegiatan. Rencana sudah tersusun rapi, target waktu sudah tertata dan tercatat. Rencana yang mantap dan meyakinkan siapaun yang membacanya.

Pada waktu pelaksanaan, rencana tinggal rencana. Satu orang molor waktunya. Satu lagi ngambek gara-gara ada yang molor. Satu lagi cuek bebek dengan apa yang terjadi. Semua itu karena satu orang yang tidak peka dengan lingkungannya. Tidak melihat dan berpikir akibat dari apa yang dia lakukan. Akibatnya semuanya kacau.

Nagi beberapa orang yang sabar, bisa jadi, dia hanya akan bilang, "Maklumlah, dia orang sibuk". Atau, "mungkin dia sedang banyak pikiran, jadinya tidak fokus." Orang dengan tipe seperti ini adalah tipe pohon kurma yang baik. membalas batu dengan sebutir atau lebih buah kurma.

Hanya saja, kebaikan manusia ada umurnya. Satu kali dua kali bisa dimengerti, bagaimana dengan selanjutnya. Bisa jadi orang tersebut akan berubah menjadi pohon kurma yang lain, yang akan membalas dengan pelepah daun kurma yang paling keras. Bukan untuk membalas, tapi untuk memberikan sebuah pelajaran bahwa, kesempatan dan kepercayaan itu barang langka ynag harus dijaga. Tidak selamanya orang bisa maklum atas apa yang kita perbuat.

Bisa juga orang tersebut akan menjadi penjual bunga. Membalasnya dengan setangkai bunga mawar lengkap dengan pot-nya dari beton yang dilempar dengan kecepatan penuh.

Sekali lagi, karena setiap manusia punya hati. Apakah hati itu akan terus membatu?


_JeannaMilagros_



    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment