Selasa, Oktober 02, 2012

Tentang Mereka, yang Kutemui disaat Tak Terduga



Haih, judulnya kalem bener yak? Hehehe, bingung ngasih judul apa. Pastinya, saya pengen cerita ke blogie semua tentang dua orang yang memberikan sebuah kesan unik di akhir September tahun ini. When September end gitu deh.

Orang pertama

Kejadian ini membuat saya mengerti, satu hal yang membuat kita bisa melengkungkan bibir keatas adalam sebuah persamaan. Saat itu saya sedang bersiap istirahat di base camp pendakian merbabu. Hawa dingin yang mak nyus membuat saya ingin segera ngumpet di sleeping bag lalu terlelap. Saat-saat seperti ini memang paling enak untuk segera melingkar dalam selimut tebal. Tepat ketika saya akan merebahkan diri, sebuah bayangan melintas didepan saya. We are same! Horay! Sebuah senyum terkembang dari seorang gadis manis, saat melihat wajah saya. Apakah saya kenal? Tentu saja tidak. Sama sekali tidak. Ini adalah pertemuan pertama kami. Loh koq bisa saling senyum?

Inilah uniknya persaudaraan. Sebuah persamaan akhirnya membuat kita merasa ‘punya teman’. Apalagi waktu itu kami berada di base camp pendakian. Sebuah tempat yang sepertinya tidak mungkin menemukan orang-orang sejenis kami. Eits, jenis? Jangan berpikir kami sejenis makhluk langka yang sudah hampir punah. Karena tentu saja bukan, namun dimanapun itu, pasti akan sulit menemukan cewek berjilbab lebar, lengkap dengan rok dan kaos kaji klayapan di base camp pendakian gunung, kecuali cewek yang agak nekat campur ‘gila’. Saat yang lain berlindung di dalam rumah, ini malah dengan PD-nya jalan-jalan naik gunung yang kata banyak orang tak ada gunanya. Ada sesuatu yang berbeda saat kami saling bertatapan, seperti bertemu seseorang yang lama tak berjumpa. Nah, saat itulah gadis manis itu melayangkan sebuah senyum manis. Sayangnya saya tak sempat bertanya siapa namanya.

The second person

Wajahnya familiar, tapi jujur saya merasa tidak pernah bertemu dengan orang ini. jangankan pernah terlibat dalam sebuah topic pembicaraan, bahkan bertemu saja rasa-rasanya baru kali ini. saya bertemu dengannya di atas pos 3, tepat dibawah puncak ketheng songo.

“Assalamu`alaikum mbak”
Kalimat pertama yangmeluncur darinya.
“Wa`alaikum salam”
Saya menjawabnya dengan setengah hati. Maklum saja, kami baru pertama kali bertemu. pikiran saya sudah macam-macam.
“Mbaknya FLP ya?”
Sebuah pertanyaan yang membuat saya tiba-tiba berpikir, dia orang baik.
“Lho, koq tahu?”
“Iya, kemarin mbaknya kan pakai jaket FLP”
“Oh” saya hanya menjawab singkat.
“Mbak ikut mapala?” ada nada penasaran dalam pertanyaannya.
“Oh, bukan, saya hanya ikut pendakian saja.” saya hanya sekilas melihat wajahnya, dia mengangguk beberapa kali.
“Mbaknya angkata berapa di FLP?” Nah loh, dari mana nih orang tahu kalau di FLP punya beberapa angkatan.
“Saya angkatan 13”
“Dulu saya juga daftar FLP mbak, tapi tidak diterima. Mungkin karena suda ketuaan,” sambungnya sambil nyengir.
“Siapa yang sekarang ada di FLP mbak?”
“Hem, banyak. Ada Angga, Dwi,…”
“Mas Ge, Ridwan?”
Dia memotong ucapan saya.
“Iya, mereka juga masih aktif di FLP” jawab saya kemudian.
“Sudah dulu ya mbak. Assalamu`alaikum wr wb”
“Wa`alaikumsalam wr wb”

Satu lagi yang membuat saya terharu, persaudaraan ini. Saya yakin dia mengenali saya dari jilbab (dan juga aksesorisnya, rok, kaos kaki dll) yang saya kenakan. Meluangkan sejenak waktu untuk sekedar menyapa, walaupun teman-temannya sudah lebih dulu turun menuju camp mereka. sayangnya saya juga tak sempat bertanya, siapa namanya.

Kepadanya, dua kawand yang saya temui di Merbabu, semoga kita dipertemukan kembali, dan disaat itu, semoga kita punya kesempatan untuk saling mengenal. The last, maafkan saya ya, saya sudah tak ingat lagi wajah kalian. :D JJJ

Je
Episode pertama pendakian merbabu

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment