Jumat, Juni 15, 2012

Mungkin Dia Sedang Marah



Aku tidak tahu akan memulai tulisan ini dengan kata apa. Aku bahkan tidak menemukan kata ynag tepat untuk memulainya. Semua kata-kata itu pergi dan menjauh, entahlah. Aku tidak tahu kemana mereka pergi. Aku tak tahu tempat persembunyian mereka. aku benar-benar bingung memulainya, tak ada satu pun kata yang mau datang untukku, menemaniku menuliskan kisah ini. Kisah yang menjadi terlampau sulit untuk dituliskan tanpa adanya kata-kata yang dengan sukarela mau dipakai untuk menuliskan semua ini.

Apakah kau pikir kata-kata itu punya kaki? Sehingga dia bisa berlari.
Atau mungkin dia punya tongkat sihir? Sehingga dia bisa menyulap dirinya agar tidak kelihatan.

Entahlah, mungkin hubungan persahatan kami sedang merenggang. Hingga khirnya dia ingin menjauh untuk sementara waktu, tapi kenapa? Apa salahku padanya, hingga khirnya dia menjauhiku. Mungkinkah karena kejadian akhir-akhir ini?

Kejadian yang membuatnya marah, marah dengan beberapa orang. Marah kepada mereka yang menggunakan dirinya sesukanya. Kata-kata itu ‘dipaksa’ untuk menulislan apa yang tidak sepatutnya dituliskan. Mungkin juga marah kepada orang menuduh seseorang yang baik yang menggunakan kata dengan baik, dituduh menuliskan sesuatu yan tidak baik. Apa mungkin kata-kata itu menjauhiku karena itu?

Padahal sudah sedari beberapa orang semena-mena menggunakan kata. Menuliskan sesuatu yang tidak pantas untuk dituliskan. Mereka menyebutnya sebagai berani dan tajam. Aku tak habis pikir, dari sudut mana mereka mengatakan itu sebagai keberanian? Apakah hanya karena apa yang mereka tuliskan berbeda dari yang lain, lalu menyebutnya sebagai berani? Apakah karena tema dari tulisannya belum pernah diangkat orang lain, lalu mereka dengan percaya diri menyebut diri mereka pandai menuliskan sesuatu yang lain? Semudah itukah?

Sepertinya mereka sudah tidak bisa membedakan mana yang disebut berani dan mana yang disebut tidak tahu malu.
_MenantiKata_

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment