Kamis, November 21, 2013

Mama, Ibu, Mamak, Ummi…Please Bantu Kami Menjaga Pandangan


Saya pun perempuan, dan saya benar-benar risih melihatnya. Suatu hal yang dulu dijaga, kini diumbar. Seolah kata maklum itu bisa merangkul semuanya.

 Ya dimaklumi lah, kan sudah jadi ibu.

Ya mau gimana lagi, anaknya nangis terus. Kalau nggak diberi ASI, malah bikin malu.

Ya nggak ada pilihan lain, toh hal semacam ini sudah lazim.

Ya demi anak mbak, malu nggak malu.

Ya situ belum punya anak. Makanya belum ngrasain repotnya. :3.

Rrrrgghhh….tapi nggak perlu didepan umum kan. Nah, ini satu lagi fenomena yang sangat umum tapi saya masih berharap suatu saat fenomena ini musnah, hilang ditelan hulk. Eh. Malah nglantur.

Kadang saya kasihan kepada kaum adam. Ini khusus kaum adam yang beres lho ya. Soalnya juga ada kaum adam yang tambah girang, ceria, riang gembira melihat fenomena ini. Mereka yang berusaha kuat menjaga pandangan kadang tak punya pilihan. Lagi duduk manis di tempat umum misalnya alun-alun lalu datang ibu-ibu muda bersama bayinya. Lalu tiba-tiba si bayi menangis daaannnn terjadilah fenomena itu (Menyusui di depan umum).

Saya masih percaya, masih banyak kaum adam yang menganggap ini musibah (iya kan? #nanya sambil bawa golok :D ). Ya meskipun tidak memungkiri, banyak juga yang menganggap ini anugrah (#nanya sambil kokang senapan, hehehe). 

Bagi saya ini PR tersendiri, menyadarkan mereka, terutama yang masih belum memahami kaidah aurat yang sesungguhnya. Ya meskipun ilmu saya masih seupil. Tapi jujur, saya sedih melihat fenomena itu. Dosa yang dimaklumi. Kasih suami ibu-ibu itu yang harus menanggung dosa akibat istrinya menyusui disembarang tempat.

Lalu, ada solusi?

Yap, tentu ada. Selalu ada solusi bagi yang mencari dan mau melakukannya. Tenang saja, bukan dengan mewajibkan pemakaian kacamata hitam bagi kaum adam kok. Tapi lebih ke-menata kebiasaan satu ini. Kalau menurut beberapa ibu yang pernah saya ‘todong’ ilmunya, ada beberapa cara.

1.       Susui anak dirumah.

Pasti tahu donk, mau diluar rumah berapa jam. Misalnya mau belanja. Jadi pasti bisa dikira-kira. Selama waktu itu, pastikan adek bayi kenyang. Jadi nggak ada fenomena buka-bukaan ditempat umum.

2.       Gunakan penutup.

Kalau nggak salah ingat, saya pernah lihat sejenis celemek (dan dengan polosnya, saya kira itu celemek masak. Alamak, malunya saya sama yang jual). Jadi, kini dipasaran sudah ada sejenis celemek menyusui. Namanya bukan celemek sih, tapi saya lupa nama kerennya apa. Hehehe. Jadi itu fungsinya untuk menutupi bagian ‘itu’ saat menyusui. Jadi aman dan nyaman (sok tahu sekali nih. hehehe)

3.       Biasakan pada anak untuk menyusu di ‘dalam’ jilbab.

Dulu saya berpikir, kalau anak bayi yang masih baru lahir, apa nggak bakal sesak napas. Pikiran ngasal sekali ya. Ternyata tidak saudara. Kalau dari bayi, anak sudah dibiasakan begitu (tahu maksud kata begitu kan), dia lama-lama akan terbiasa. Jadi nggak ada lagi ceritanya buka-bukaan di depan umum.

Postingan ini khusus Mama, Emak, Ummi, Mamak, Ibu dan juga yang masih calon. Kalau ada Bapak, Ayah, Om, Pak dhe, Papa, dan juga yang masih calon yang ikut baca. Kesalahan ada di anda ya. Hehehe.

_Je_

Pengalaman itu nggak harus yang sudah dijalani kan. ;)

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment