Saya pun perempuan, dan saya benar-benar risih melihatnya.
Suatu hal yang dulu dijaga, kini diumbar. Seolah kata maklum itu bisa merangkul
semuanya.
Ya dimaklumi lah, kan
sudah jadi ibu.
Ya mau gimana lagi, anaknya nangis terus. Kalau nggak diberi
ASI, malah bikin malu.
Ya nggak ada pilihan lain, toh hal semacam ini sudah lazim.
Ya demi anak mbak, malu nggak malu.
Ya situ belum punya anak. Makanya belum ngrasain repotnya.
:3.
Rrrrgghhh….tapi nggak perlu didepan umum kan. Nah, ini satu
lagi fenomena yang sangat umum tapi saya masih berharap suatu saat fenomena ini
musnah, hilang ditelan hulk. Eh. Malah nglantur.
Kadang saya kasihan kepada kaum adam. Ini khusus kaum adam
yang beres lho ya. Soalnya juga ada kaum adam yang tambah girang, ceria, riang
gembira melihat fenomena ini. Mereka yang berusaha kuat menjaga pandangan
kadang tak punya pilihan. Lagi duduk manis di tempat umum misalnya alun-alun
lalu datang ibu-ibu muda bersama bayinya. Lalu tiba-tiba si bayi menangis
daaannnn terjadilah fenomena itu (Menyusui di depan umum).
Saya masih percaya, masih banyak kaum adam yang menganggap
ini musibah (iya kan? #nanya sambil bawa golok :D ). Ya meskipun tidak
memungkiri, banyak juga yang menganggap ini anugrah (#nanya sambil kokang senapan,
hehehe).
Bagi saya ini PR tersendiri, menyadarkan mereka, terutama
yang masih belum memahami kaidah aurat yang sesungguhnya. Ya meskipun ilmu saya
masih seupil. Tapi jujur, saya sedih melihat fenomena itu. Dosa yang dimaklumi.
Kasih suami ibu-ibu itu yang harus menanggung dosa akibat istrinya menyusui
disembarang tempat.
Lalu, ada solusi?
Yap, tentu ada. Selalu ada solusi bagi yang mencari dan mau
melakukannya. Tenang saja, bukan dengan mewajibkan pemakaian kacamata hitam
bagi kaum adam kok. Tapi lebih ke-menata kebiasaan satu ini. Kalau menurut
beberapa ibu yang pernah saya ‘todong’ ilmunya, ada beberapa cara.
1.
Susui anak dirumah.
Pasti tahu donk, mau diluar rumah berapa jam. Misalnya mau
belanja. Jadi pasti bisa dikira-kira. Selama waktu itu, pastikan adek bayi
kenyang. Jadi nggak ada fenomena buka-bukaan ditempat umum.
2.
Gunakan penutup.
Kalau nggak salah ingat, saya pernah lihat sejenis celemek
(dan dengan polosnya, saya kira itu celemek masak. Alamak, malunya saya sama
yang jual). Jadi, kini dipasaran sudah ada sejenis celemek menyusui. Namanya
bukan celemek sih, tapi saya lupa nama kerennya apa. Hehehe. Jadi itu fungsinya
untuk menutupi bagian ‘itu’ saat menyusui. Jadi aman dan nyaman (sok tahu
sekali nih. hehehe)
3.
Biasakan pada anak untuk menyusu di ‘dalam’
jilbab.
Dulu saya berpikir, kalau anak bayi yang masih baru lahir,
apa nggak bakal sesak napas. Pikiran ngasal sekali ya. Ternyata tidak saudara.
Kalau dari bayi, anak sudah dibiasakan begitu (tahu maksud kata begitu kan),
dia lama-lama akan terbiasa. Jadi nggak ada lagi ceritanya buka-bukaan di depan
umum.
Postingan ini khusus Mama, Emak, Ummi, Mamak, Ibu dan juga
yang masih calon. Kalau ada Bapak, Ayah, Om, Pak dhe, Papa, dan juga yang masih
calon yang ikut baca. Kesalahan ada di anda ya. Hehehe.
_Je_
Pengalaman itu nggak harus yang sudah dijalani kan. ;)
Tidak ada komentar:
Write Comment