Sabtu, April 05, 2014

Tentang itu

Banyak yang bertanya pada saya, “buat apa sih jalan-jalan? Ngabisin duit aja.”

Ah bagi saya itu hanya pernyataan orang yang kalau jalan-jalan nggak bisa jaga mata. Lihat yang oke dikit langsung beli. Hehehehe. Lagi pula duit siapa yang saya habiskan, duit aja nggak punya heehehehhe.
Ada juga yang berkata kepada saya begini, “Kan lebih baik dirumah, lagian kan kamu cewek. Ngapain ke luar kota terus kayak gitu?”

Saya hanya senyum. Rasa tiap orang selalu berbeda. Tidak ada yang kadarnya pas tepat. Begitu juga tentang melihat dunia baru, tempat baru, orang baru, makanan baru, dan semua yang serba baru. Tentang jalan-jalan juga begitu. Saya pernah di sebuah kota dan tidak mencicipi makanan khas atau melihat tempat khas dari kota tersebut. Alasannya adalah tidak mungkin saya jalan sendiri tanpa ada kendaraan (alibi padahal penakut hehehe). Teman-teman satu tim yang kebetulan saat itu kerja bareng tidak ada yang suka jalan-jalan. Lebih suka menabung. (Kadang rajin menabung dan pelit itu beda tipis). Akhirnya selama satu bulan lebih saya disana, saya tidak pergi ke suatu tempat yang ada dikota tersebut. Tidak merasakan budaya yang ada. Tidaka merasakan apapun. Nothing!

Buatmu yang sering bertanya kenapa pergi:

Nyaman itu bagi saya bukan masalah tempat saja. Tapi kadang berlarian diantara rintik hujan itu menyenangkan. Atau sekedar duduk manis di sebuah kursi di dalam gerbong kereta api jurusan Jogja-Solo sambil membaca buku hingga habis halamannya itu sangat manis. Juga hanya menyempatkan waktu untuk pergi pagi-pagi mampir di pasar kota gedhe, membeli kipo untuk teman menikmati ombak parangtritis, itu juga spesial.

Tapi meskipun bukan masalah tempat, mimpi saya masih tumbuh subur. Mimpi untuk menyentuh air danau Toba. Menghirup udara di Pulau Samosir. Melihat upacara bakar batu di Papua. Berkenalan dengan arsitek lokal rumah adat tradisional Tana Toraja. Menyamakan waktu dengan waktu yang tertera di Jam Gadang. Hingga menaiki gajah yang akan dimandikan di…dimana ya. Saya lupa tempatnya. Aha, juga melintasi jembatan akar. Juga menikmati ayam Taliwang di daerah asalnya. Wew..kok jadi banyak.


Tapi, percayalah, semua itu bukan hanya sekedar untuk menghabiskan uang dan melupakan yang membutuhkan.  

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment