Selasa, Juni 03, 2014

Mengajarkan Aurat pada Anak


Credit here
Jangan anggap mudah. Jangan anggap sepele.

Masih banyak diantara kita –karena kemalasan- dengan mudahnya menyepelekan hal ini. Padahal hal ini harus diajarkan sejak kecil. Membiasakan. Sayangnya banyak orang tua yang nggak mau ribet. Apalagi menganggap kalau anak itu masih belum baligh, jadi belum dihitung dosa kalau auratnya terbuka.

Contoh nyata yang sering kita lihat adalah membiasakan ke kamar mandi saat buang air kecil. Banyak orang tua yang selama ini malas mebiasakan anaknya –terutama anak laki-laki- untuk buang air kecil di kamar mandi. Menganggap kalau di anak belum baligh, jadi belum wajib menutup aurat dengan sempurna. Hasilnya, sekarang ini banyak kita temukan laki-laki dewasa yang buang air kecil di sembarang tempat.  Nah, rantai ini bisa kita putus kalau kita tahu dan sadar, bahwa anak harus mulai tahu apa yang nantinya jadi kewajibannya saat sudah baligh.

Itu tadi contoh untuk anak laki-laki. Kalau untuk anak perempuan kita sudah sangat sering melihatnya. Banyak anak perempuan yang buka-bukaan saat diluar. Menganggap jilbab adalah sesuatu yang tidak wajib. Tahu sebabnya? Karena mereka tidak terbiasa untuk menutupnya. Bagi anak-anak yang terbiasa menutupnya (ditutup oleh orang tuanya), dia akan malu dan risih saat auratnya terbuka. Meskipun itu hanya jempol kaki.

Membiasakan ini pun tidak mudah. Apalagi kalau orang tua salah mengkomunikasikan. Bisa-bisa sesuatu yang kewajiban menjadi sebuah keterpaksaan. Beberapa teman saya pernah secara tidak sengaja bertemu dengan murid-muridnya yang saat disekolah tertutup rapat, menjadi buka-bukaan saat di mall atau supermarket. Ini bukan anaknya keluarga yang awal. Mereka berasal dari keluarga yang taat agama. Bisa dibayangkan kalau ibunya melihat ini? Bisa pingsan seketika.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengajarkan aurat kepada anak. Misalnya, biasakan mereka menggunakan hijab sejak bayi. Jangan bilang panas, ini untuk membiasakan kepada mereka. Bahwa apapun yang terjadi, hijab itu wajib, bukan pilihan.

Buat perjanjian, pahamkan kepada anak dimana tempat-tempat yang diperbolehkan untuk membuka aurat. Dan ini hanya dirumah saat yang ada di rumah adalah keluarga itu. Jangan ijinkan membuka jilbab saat bertamu dirumah orang lain meskipun itu keluarga sendiri. Karena bisa jadi suatu saat anak lupa bahwa tidak semua keluarga adalah mahram yang boleh melihat aurat.

Ajarkan jenis-jenis sentuhan. Sentuhan baik, sentuhan waspada, sentuhan bahaya. Mengingat sekarang ini marak kejahatan seksual terhadap anak. Jadi mari fungsikan kamar mandi dengan baik. #Lho

Senorita
020614

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment