Bukankah itu
seperti hidup kita. Kalau kita mau hidup tenang dalam pandangan Allah. Maka
yang berlaku adalah ‘mata uang’ Allah. KeridhoanNya. KesukaanNya. AturanNya.
Kalau masih belum sesuai, ya harus ada yang diubah. Ditukarkan.
Tapi kalau kita
memilih untuk hidup dalam pandangan manusia, yang berlaku pun ‘mata uang’
manusia. Mulai dari kesenangan, penghormatan, kekaguman, pujian manusia lain-
kepada kita. Dan sebenarnya ini membuat
kita seperti hidup dalam dunia game. Sebanyak apapun uang yang kita dapatkan
dalam dunia game, tetap saja tidak bisa digunakan untuk jajan bakso Emha
samping peternakan UGM.
Dan saat kita
memilih untuk hidup menggunakan ‘mata uang’ manusia, bergunakah semua sanjungan,
pujian, like, lovers, bahkan fans itu untuk saat ini dan setelah ini?
Hakikatnya,
hidup dengan ‘mata uang’ siapapun, akan memperkuat penghambaan kita kepadanya.
Semakin takut kalau kehilangan. Lebih-lebih kalau sudah OD, kita akan kolaps
begitu sanjungan dan pengakuan itu hilang.
Sije
Arumdalu 26 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Write Comment