Sabtu, April 14, 2012

Karena Hasil itu urusan Allah


Ada saatnya kita tak perlu mengkhawatirkan masa depan. Ada  waktunya kita tak perlu memikirkan apa yang terjadi kemarin. Saat kita telah melakukan yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan hari ini. (sebuah nasehat untuk diri sendiri)


Masih saja dan masih saja kita mengkhawatirkan masa depan.  Sering diantara dari kita memikirkan masa lalu, masa yang sudah terlewat. Saat kita serasa tak percaya pada diri sendiri. Saat diri sendiri pun tak percaya pada diri sendiri. Lalu siapa yang harus percaya?


Saya pun pernah mengalami hal serupa. Bukan hanya pernah namun sering. Sering sekali saya mengkhwatirkan apa yang akan terjadi pada dri saya. Berkali-kali saya mengkhwatirkan masa depan saya. Terkadang saya memepertanyakan pada diri sendiri,

“sejauh apa kau percaya pada Tuhanmu, sejauh mana kau percaya pada janji Tuhanmu. Bukankah Tuhanmu sudah berjanji? Lalu apa yang membuatmu takut.”

Dan disaat itu, saya mulai tersadar, meskipun itu harus sering diulang, bukan sekali, sering kali. Sering kali saya harus “memarahi” diri sendiri. Berdiri di depan cermin dan marah dengan diri sendiri. Sering kali saya harus menjadi dua pribadi yang berbeda agar bisa menjadi orang lain diluar kotak pikiran saya sendiri. Efeknya, luar biasa. Percaya kepada Allah menjadi lebih mantap. Keyakinan bahwa Allah selalu ada di samping kita, bahkan menempel di urat nadi kita, atau bahkan lebih dekat.

Allah, sesungguhnya aku sedang belajar untuk terus mencintai-Mu melebihi cintaku pada diriku sendiri. Seperti Muhammad mencintai-Mu, seperti Ibrahim saat mengorbankan putranya. Aku ingin mencintaimu melebihi ilalang mencintai akarnya agar bisa tetap tumbuh.  Sungguh ya Robbi, saat tiba saatnya aku mencintaiMu dengan sebenar-benar cinta, biarkan aku terbang cepat, hingga setan tak mampu hinggap. 

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment