Selasa, Mei 01, 2012

Untuk baik nggak perlu alasan kan?

Credit here

Berbuat baik, mudah sekali diucapkan, namun pada kenyataannya susah dilakukan. Apalagi pada orang-orang yang punya tingkat kepekaan yang tinggi. Kepekaan disini tentu saja kepekaan dalam hal tertentu. Sensitif.

Orang-orang yang perlu berpikir panjang sebelum bertindak. Inilah, itulah, bagaiaman kalau seperti inilah, bagaimana kalau seperti itulah, taku salah, takut ada yang salah faham. Akhirnya tidak jadi berbuat baik. Padahal, seandainya kita berpikir simpel kita tak perlu berpikir panjang untuk berbuat baik. Mau ramah kepada setiap orang takut ada yang Ge-eR, mau senyum kepada siapa saja, takut ada yang kecantol. Hadewh… nggak usah dibikin ribet donk!

Sederhananya, tugas kita hanya berbuat baik. Selain itu, itu urusan lain. Misal ada yang Ge-eR, ya itu urusan yang bersangkutan. Lagi pula Ge-eR koq dipelihara. Masih mending kalau melihara ayam, bertelur. Nah kalau Ge-eR? Kagak ada ceritanya orang jual telur Ge-eR. Malah horror kalau ada yang jual telur Ge-eR.  contoh lain lagi, kita berbuat baik, eh malah ada yang iri. Biarin aja deh, iri koq dipelihara. Bukan bikin seneng tapi bikin ngenes.

So, berbuat baik itu jangan berpikir factor-faktor pengganggu yang lain. Urusan orang lain Ge-eR dan lain sebagainya, itu urusan masing-masing. Misal masih ada yang berpikir aneh-aneh, bearti sisi kebersihan hati yang perlu di kasih tanda tanya gedhe. J JJ

    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write Comment