Karena kita
seringnya mengingat apa yang akan kita lepas dari pada apa yang akan kita
dapatkan kalau kita melakukannya untukNYA.
Melepas, meninggalkan, melupakan, menghapus dan kata
lain sejenis. Sebuah kata yang menggambarkan sesuatu yang berat. Sesuatu yang
melukai. Perih. Menyakitkan. Air mata. Sembab. Sujud panjang. Semuanya satu
rumpun.
Tapi,
benarkah?
Bagaimana
kalau kita melepaskannya karenaNYA? Bukankah Allah berjanji, siapapun yang
melakukan sesuatu karenaNya. Maka Allah akan memberikan hal yang lebih baik.
Dan Allah adalah Maha Kuat Janjinya. Tidak akan pernah mengingkari. (Paragraf
ini terus menampar saya).
Lalu apa
masalahnya? Bukankah kita yang diuntungkan? Bukankah kita yang mendapatkan
lebih atas perjanjian ini. Apa beratnya?
Saat
menuliskan ini, rasanya saya menampar muka sendiri. Menuliskan hal yang hingga
sekarang masih belum bisa sempurna saya lakukan. Banyak diantara kita – saya
juga – yang selama ini salah fokus melihat sesuatu. Dari awal kita sudah
terikat janji. Bahwa apapun, selama kita melakukan kebaikan karenaNYA, maka
Allah akan membalasnya dengan hal yang jauh lebih baik. Tentu saja ini dengan
catatan pemahaman kita benar. Tapi apa yang kita lakukan? Kita fokus dengan apa
yang akan kita tinggalkan. Kita fokus dengan apa yang akan kita lepaskan. Kita
lupa bahwa ada sesuatu yang sangat jauh lebih baik yang Allah janjikan.
Saya
merobek hati saya sendiri saat menuliskan ini. Hei! Kamu nggak layak menuliskan
ini!
Biar! Biar
liar tak lagi jadi panutan!
NB: Lain
kali semoga saya diingatkan untuk menulis ulang bab ini. Biar lebih manusiawi
untuk dibaca.
Senorita
0905|190614
Tidak ada komentar:
Write Comment