Tadi malam ada yang melihat acara Hitam Putih?
Bagi saya itu cukup menginspirasi. Saya sudah lama tahu tentang seorang mba
Asma Nadia, tapi kekaguman saya (secara wajar) berlipat ketika melihat acara
Hitam Putih tadi malam.
Seorang perempuan yang sedari kecil hidup
sakit-sakitan. Gegar otak, gigi bermasalah, 10 tumor, tinggal di samping rel
kereta api. Waow! Sekian jenis penyakit dalam satu tubuh. Dan dia masih bisa
bertahan. Bahkan berprestasi.
Lima puluh buku, bahkan lebih. Seratus dua puluh
tiga rumah baca (targetnya 1000), berkeliling eropa, menginspirasi banyak
keluarga. Belum lagi buku yang mulai difilmkan dilayar kaca. Waow! It’s
amazing! Membuat banyak orang berpikir, bahwa perempuan pun bisa berprestasi.
Terlepas dari seperti apa ikhtiar yang dia
lakukan. Saya justru kagum dengan sosok dibalik itu. Dua sosok, ibu dan
suaminya. Seperti yang dia ceritakan, ibunya rela mengorbankan jatah makan
siang sampai punya maag parah, menyisihkan uang untuk membeli buku bacaan sang
anak.
Padahal dilihat dari segi ekonominya, keluarga
tersebut bukan tipe berkecukupan. Tapi ibunya bisa mengelola apapun demi
membuat anaknya berprestasi. Membuat anak-anaknya tidak merasa miskin, karena
mereka kaya akan ilmu.
Sosok kedua yang saya kagumi adalah suaminya. Kekaguman
secara wajar tentu saja. Tidak banyak saya temukan laki-laki yang bisa dengan
mudah mengijinkan istrinya berkarya. Justru seringnya kebanyakan laki-laki
menginginkan istrinya tidak perlu melakukan apa-apa. Mereka merasa dilangkahi
ketika si istri lebih banyak karya, lebih menonjol. Padahal kalau mau sedikit
saja berpikir jernih, amal-amal yang dilakukan istrinya, nantinya akan menjadi
pemberat amalan suaminya di akhirat. Seaktif apapun seorang perempuan tetap
saja dia akan kembali ke rumah suaminya.
Itulah yang semakin membuat saya kagum dengan
keluarga itu. Ya tentu saja ada kekurangan. Tapi semua bisa ditata dengan baik.
Mba Asma berkarya, suaminya juga, anak-anak terurus dengan baik. Beres. Tidak saling
tuntut bahwa si ini harus begini, kamu harus begitu. Aku yang boleh begini,
kamu hanya boleh begitu. Tapi bagaimana mengoptimalkan potensi semua anggota
keluarga. Tidak saling mematikan, tapi saling menumbuhkan.
Senorita
0810|17072014
21 Ramadhan 1435 H
Tidak ada komentar:
Write Comment