Pernah mencobanya? Atau sedang mempraktekkannya?
Percaya atau tidak, menulis bisa membuat emosi kita
lebih stabil. Salah satunya karena kita berpikir dulu sebelum menulis. Apakah ini
layak baca atau tidak. Dulu awal-awal saya bloging, tulisan saya wagu bingit. Sampai
sekarang masih banyak yang wagu sih. Tapi sudah sedikit berkurang. Masih harus
banyak belajar lagi.
Kalau kamu tipe orang yang meletup-letup dan reaktif
terapi menulis bisa sedikit memperhalus sikap reaktif kamu. Saya membuktikannya
sendiri. Dulu saya mudah sekali tersulut. Ada yang salah langsung terabas. Nggak
peduli apa yang ada disekitar. Mungkin untuk beberapa situasi itu baik.
Tindakan cepat tanpa panik. Tapi satu sisi kadang sebelum saya melihat sebuah
hal secara utuh, saya sudah bergerak lebih dulu. Jadi nggak asyik.
Awalnya saya tidak ada niatan untuk menuliskan semua
yang saya alami. Semua bermula ketika saya memegang sebuah amanah yang cukup
penting di kampus. Ada banyak hal yang setiap hari berubah. Jadi untuk mengikat
ingatan saya, saya menuliskannya. Dulu bukan di blog, tapi dicacatan FB. Nggak heran
kalau dulu saya setiap hari bisa up date tulisan di FB. Bukan berniat untuk
aktif di medsos. Sama sekali. Tapi lebih kepada untuk mengabarkan apa yang
sebenarnya terjadi.
Gaya bahasa yang saya gunakan waktu itu meletup-letup.
Pakai perasaan. Pake nada emosi. Sampai akhirnya saya menyadari, ini tidak
baik. Tidak baik untuk orang-orang disekitar saya. Bahasanya harus diperhalus
lagi. Menyampaikan kebaikan tidak harus menyakiti bukan.
Disini terapinya dimulai. Memang pada akhirnya saya
jadi tidak banyak biacara. Takut makjleb. Hahaha. Kata orang-orang disekitar
saya, saya itu jarang bicara tapi sekali biacara langsung tembak. Hihihi. Ndak ada
maksud gitu sih. Saya hanya males beretorika. Butuhnya apa, ya itu yang kita
sampaikan. Nggak pakai ribet dan belibet. Sampai disini saya mulai kehilangan
sifat perempuan saya. Hehehe. Kan katanya perempuan itu ribet, tapi bagi saya
tidak. Kalau bisa dibuat simple, kenapa harus ribet? :D
Sisi baiknya adalah apa yang ingin disampaikan
tersalurkan tanpa harus membuat orang lain kecewa. Sisi positif lain, ini
semakin mengolah kecerdasan emosi dan komunikasi. Saya banyak belajar dari terapi
menulis ini. Terutama bagaimana cara berkomunikasi yang bisa diterima oleh
banyak orang. Bukan hanya untuk kalangan tertentu. It’s amazing.
Bisa dicoba lho! ;)
Tidak ada komentar:
Write Comment